UNGARANNEWS.COM.UNGARAN TIMUR- Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang menyampaikan kondisi perubahan iklim yang tengah berlangsung menyebabkan lahan pertanian di beberapa daerah mengalami serangan hama penyakit, terutama hama tikus yang merusak tanaman padi dan jagung.
Selain itu, beberapa daerah mengalami kekeringan akibat musim kemarau yang masih berlangsung. Menghadapi halangan tersebut, petani diminta mempersiapkan kondisi sejak dini, mulai saat akan menentukan varietas bibit yang sesuai kondisi lahan dan iklim yang dihadapi.
“Agroklimat masing-masing daerah harus diperhatikan. Ini berkaitan dengan pemilihan varietas bibit yang akan ditanam. Ketahanan varietas dan keunggulannya disesuaikan dengan kondisi lahan, agar hasil yang didapat dapat maksimal,” ujar Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan, Wigati Sunu, kemarin.
Selain itu tindakan pemberantasan dilakukan melalui penyemprotan untuk mematikan hama jamur dan penyakit. Lanjut Sunu, sedangkan pemberantasan hama tikus selama ini sudah dilakukan dengan mengadakan gropoyakan di beberapa daerah, khususnya lahan pertanian yang berada di kawasan Rawa Pening, seperti di daerah Bawen, Tuntang, Banyubiru, dan Ambarawa.
“Melalui program upaya khusus peningkatan komoditi padi, jagung dan kedele (Upsus Pajale) kelompok tani dibantu TNI bersama-sama melakukan gropyokan tikus. Program ini disengkuyung bareng di tingkat petani dan babinsa tidak hanya saat pengolahan tanah, namun juga dalam rangka pengendalian penyakit,” jelasnya.
Sementara itu, berdasarkan pemetaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang, daerah kekeringan tersebar di 7 kecamatan, di 15 desa dan 53 dusun. Ketujuh Kecamatan tersebut yakni Kecamatan Bringin, Pabelan, Suruh, Getasan, Bancak, Pringapus dan Bandungan.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Semarang Heru Subroto menyampaikan, pemetaan tersebut mengacu data than 2017 dan memantau perkembangan terkini pada 2018 ini, setidaknya ada sekitar 7 kecamatan yang rawan kekeringan.
“Pemetaan kami lakukan sebagai langkah antisipasi terjadi kekeringan di musim kemarau ini. Dari ketujuh kecamatan itu, yang paling rawan dan sering menjadi langganan kekeringan saat musim kemarau ada di Kecamatan Bancak dan Bringin,” jelas Heru, belum lama ini. (amu.01)