UNGARANNEWS.COM. BANYUMAS- Pelaksana proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Baturraden/Gunung Slamet, PT Sejahtera Alam Energy (SAE) bersama jajaran mengadakan doa bersama menjelang pengeboran sumur kedua atau “Well Pad F” yang masuk wilayah Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Kamis (13/2).
Hadir dalam acara tersebut Penjabat Bupati Banyumas Drs Budi Wibowo M.Si bersama Dandim dan perwakilan Forkompinda, Camat Cilongok berserta tokoh masyarakat, kemudian juga perwakilan dari Pemkab Brebes dan Forum Pimpinan Kecamatan Paguyangan bersama tokoh masyarakat.
Pj Bupati Banyumas Budi Wibowo dalam sambutannya, mengatakan bahwa doa bersama merupakan wujud serah diri memohon kepada Allah walapun sudah dikaji secara ilmilah dan nalar. Tetapi dengan berserah diri kepada Tuhan semoga semua akan menjadi lebih baik dengan pertolongan Allah SWT.
“Dengan pengalaman pengeboran pertama, semua harus evaluasi terhadap semua yang terjadi, untuk mengeliminir permasalahan yang ada,” kata Pj Bupati.
Bupati mengajak semua pihak mendukung program ini, karena Proyek PLTPB Gunung Slamet pada tahun 2022 diharapkan dapat menghasilkan listrik sebesar 110 megawatt dan pada tahun 2026 sebesar 220 megawatt.
Direktur PT SAE Bregas H. Rochadi mengatakan, kegiatan doa bersama sebagai persiapan sebelum mulai pengeboran. Saat ini pihaknya tinggal menunggu inspeksi dari pemerintah yang akan dilaksanakan tanggal 17 September.
“Doa kan pengeboran dapat segera bisa dilaksanakan, kapan saja kami siap,” katanya.
“Well Pad F” yang akan segera dibor menurut Rochadi berada di sebelah selatan “Well Pad H” yang pengeborannya telah selesai. “Well Pad H” berada pada ketinggian 1.900 meter di atas permukaan laut (mdpl) sedangkan “Well Pad F” pada ketinggian 1.400 mdp, dan kedalamannya mencapai 3.477 meter.
“Kami menemukan panas di sana tetapi tidak bisa diekstrak panas buminya sehingga lubang tersebut dijadikan sebagai sumur untuk pengambilan data agar apa yang akan dilakukan di ‘Well Pad F’ bisa jauh lebih baik,” tandasnya.
Rochadi menambahkan “Well Pad F” yang akan segera dibor sebenarnya sasaran utama dalam proyek PLTPB karena dari kajian permukaan merupakan pusat sumur panas bumi yang ada di Gunung Slamet sehingga peluang menghasilkan panas buminya lebih besar.
Sementara itu, Presiden Direktur PT SAE Daniel Moelk mengatakan rencana pengeboran di “Well Pad F”, ditargetkan mencapai 3.500 meter dan rencana dapat diselesaikan dalam waktu 60 hari.
Pihaknya optimistis pengeboran di “Well Pad F” akan jauh lebih baik dari “Well Pad H”. “Berdasarkan kajian merupakan pusat dari panas bumi di Gunung Slamet. Dengan perkiraan listrik yang dihasilkan dari satu sumur di “Well Pad F” berkisar 6-7 megawatt. Jika “Well Pad F” bisa ditemukan panas bumi, di tempat itu bisa dilakukan pengeboran untuk empat hingga enam sumur lagi,” paparnya. (kom/01)