UNGARANNEWS.COM. TUNTANG- Kejuaraan Gantole Telomoyo Cup 2018 berakhir Minggu (16/9) siang. Penutupan kejuaraan bertaraf internasional ini berlangsung meriah dalam kegiatan closing ceremony menampilkan tari tradisional dan musik drumblek DK dari Kebonan, Jatijajar, Bergas, Kabupaten Semarang.
Kejuaraan yang telah berlangsung sejak Rabu (11/9) ini cukup memikat wisatawan yang datang untuk menonton dari ketinggian. Peserta yang datang dari sejumlah negara turut terpikat dengan panorama keindahan kawasan Tuntang dan sekitarnya dari ketinggian.
Penutupan secara simbolis dilakukan Bupati Semarang H Mundjirin yang hadir bersama Wakil Bupati Semarang Ngesti Nugraha dan kepala dinas terkait. Atlet dari Jepang Horoshi Suzuki keluar sebagai juara kategori Open Class International, dan kelas Flooter diraih atlet gantole dari DKI Jakarta Fauzi Lukandi.
Dalam kesempatan itu Wabup Ngesti Nugraha menyerahkan tropi kepada para juara di lapangan Sraten, Kecamatan Tuntang. Ia berharap kejuaraan tahun mendatang semakin banyak peserta terutama yang datang dari luar negeri. Kedatangan atlet dapat menjadi sumber informasi keindahan alam kawasan Kabupaten Semarang yang sudah dinikmati dari ketinggian kepada masyarakat di daerah maupun di negaranya.
“Pengunjung dan peserta yang datang dari luar daerah maupun dari luar negeri, bisa menjadikan keindahan wisata Kabupaten Semarang semakin terekspose. Mereka bisa menginformasikan ketika sudah sampai di daerahnya maupun di negaranya,” ujarnya.
Gantole Telomoyo Cup 2018 diikuti 37 atlet dengan mengambil lokasi take off di puncak gunung Telomoyo. Merupakan even tahunan yang kali ini merupakan yang keempat. Kejuaraan ini sudah masuk dalam kalender internasional.
Para atlet tersebut datang dari Jatim, DKI, Sumbar, Banten, Kaltim, DIY dan Jateng. Selain itu, ada dua peserta dari Jepang. Pada kejuaraan kelas floter menempuh jarak 31,7 km, dan open menempuh 55,4 km. Mengambil lokasi landing di Lapangan Desa Sraten, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.
Menariknya, saat penyerahan hadiah para atlit, pengurus FASI dan FASIDA, serta panitia pelaksana mendapatkan kenang-kenangan berupa souvenir tempat tisu berbentuk miniatur Gedongsongo yang terbuat dari enceng gondok. Merupakan kerajinan unggulan yang menggambarkan wisata ungulan Kabupaten Semarang, Gedongsongo. (amu/01)