
UNGARANNEWS.COM. BERGAS- Calon Presiden (Capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto menyebut saat ini anak-anak Indonesia harus meningkatkan konsumsi proteinnya. Hal ini dikarenakan data Bank Dunia menunjukkan 4 dari 10 anak Indonesia kekurangan gizi.
“Bank Dunia mensinyalir 1/3 anak-anak kita kurang gizi, ini data Bank Dunia. Menurut Bank Dunia, angkanya adalah 38 persen hampir 40 persen dari 10 anak. Dari 10 anak Indonesia 4 kurang gizi,” ujar Prabowo Subianto saat menggelar silaturahmi dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kendal dan Salatiga di aula The Wujil, Bergas, Kabupaten Semarang, Senin (29/10).
Menurut Prabowo kondisi demikian tidak bisa didiamkan karena bisa menjadi tragedi bagi Indonesia. Anak-anak Indonesia akan kalah bersaing dengan anak-anak dari negara lain.
“Bangsa kita tidak akan bisa menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, karena sejak lahir banyak bayi kurang gizi. Bayangkan ini. Nanti tidak kuat, tidak bisa bersaing di bidang apa pun. Kalau tidak segera kita lakukan perbaikan, ini bisa jadi tragedi bagi bangsa Indonesia,” tandas Ketua Umum Partai Gerindera ini.
Dengan data tersebut, Prabowo mengaku memiliki cita-cita sedari dulu untuk membuat gerakan nasional untuk mengatasi hal tersebut. Diantaranya ia mencurahkan perhatian untuk menggali potensi kekayaan alam Indonesia untuk bangsa sendiri sehingga rakyat mendapatkan kesejahteraan.
Saat ini, lanjut Prabowo ia miris melihat kekayaan alam Indonesia yang hasilnya banyak dibawa ke luar negeri. Indonesia yang kaya hasil bumi tidak mampu berbuat banyak karena pemimpin pemerintahan salah dalam menerapkan sistem perekomian negara.
“Kita aneh saja melihat kondisi negara kita. Kekayaan alam yang melimpah namun masih bergantung pada negara lain. Bagaimana rakyat bisa menikmati kekayaan alam kalau hasil yang didapat dibawa ke luar negeri. Setelah di luar negeri barang yang sudah jadi diimpor ke Indonesia dengan harga yang telah naik hingga delapan kali lipat,” tandasnya.
Prabowo menyebutkan, Indonesia telah memasuki masa kritis dalam perekonomian yang berimbas pada kondisi masyarakat miskin yang jumlahnya semakin bertambah banyak. Kesenjangan hidup dialami rakyat sangat terasa sekali, mereka yang kaya semakin bertambah harta kekayaannya, sedangkan yang miskin semakin bertambah miskin.
“Perekonomian bangsa semakin terpuruk karena pemimpin pemerintahan mengurusnya tidak berpihak pada kepentingan rakyat. Saat petani padi sedang memasuki masa panen, pemerintah justru mendatangkan padi dari luar negeri. Petani jagung panen, pemerintah malah mendatangkan jagung dari luar negeri. Petani tebu panen, tebu dari luar didatangkan. Ini yang merugikan dan membuat petani kita hidupnya tidak bisa sejahtera,” tegasnya disambut teriakan “Hidup Probowo”, “Allahu Akbar” dari ribuan massa yang hadir.
Karena itu Prabowo menegaskan perlu ada pergantian sistem ekonomi yang berpihak kepada rakyat. Sumber daya alam Indonesia yang melimpah perlu dikelola secara bijak agar untuk mensejahterakan rakyat.
Saat ini, lanjut mantan Panglima Kostrad dan Danjen Kopassus itu, angka kemiskinan Indonesia cukup tinggi hingga mencapai sekitar 68 juta jiwa. Bangsa ini juga kini dihadapkan dengan kondisi utang luar negeri yang angkanya menyentuh hampir Rp 4.000 triliun.
“Kunci memakmurkan bangsa ini kita harus menjaga kekayaan alam kita sendiri agar bisa dinikmati oleh rakyat kita sendiri. Memperdayakan potensi sumber daya rakyat untuk berdikari. Insya Allah jika saya dan Pak Sandi (Cawapres Prabowo, red) diberi amanah siap kemakmuran seluruh rakyat,” tegasnya lagi.
Seperti diketahui, Prabowo berpasangan dengan Sandiaga Uno diusung koalisi Partai Gerindra, PAN, PKS, dan Partai Demokrat. Kegiatan silaturahmi di Kabupaten Semarang ini juga dihadiri pengurus partai koalisi, sejumlah tokoh agama, pengasuh pondok pesantren, dan tokoh pendidikan.
Suasana menyejukkan saat Gus Wafi Maimoen Zubair dari Rembang yang mendukung kemenangan Pranowo-Sandi memimpin doa sebelum acara. Setelah acara di The Wujil, Prabowo melanjutkan silaturahmi menemui pedagang bunga dan sayur di Jetis, Bandungan. (abi/tm)