UNGARANNEWS.COM. BAWEN– Anak-anak yang bersekolah di wilayah pedesaan dan relatif terpencil, diharapkan tetap bersemangat dan memiliki cita-cita tinggi. Sekaligus berjuang dengan penuh semangat pantang menyerah dan bermental baja.
Pernyataan demikian disampaikan Wakil Bupati (Wabup) Semarang, Ngesti Nugraha saat menjadi narasumber utama dalam program kelas inspirasi penguatan pendidikan karakter di SMPN 2 di Desa Kandangan Bawen, Senin (18/2).
“Meski kalian berasal dari wilayah dan bersekolah di wilayah terpencil, jangan rendah diri. Semangat terus mencapai cita-cita yang diinginkan setinggi-tingginya,” kata Wabup.
Dalam cerita perjuangan sekolah hingga kini menjadi pejabat tinggi di Kabupaten Semarang ini, Wabup mengatakan dirinya dulu adalah anak desa yang harus berjuang memperoleh pendidikan layak. Dari tempat tinggalnya di dusun Gedad, Kecamatan Getasan, Wabup kecil berjalan kaki sejauh tiga kilometer pulang pergi setiap hari.
“Kerja keras semasa muda itu tidak akan pernah sia-sia. Hasilnya, pasti akan bisa dipetik di masa depan atau di masa tua nanti,” tegasnya didampingi Kepala SMPN 2 Bawen Heri Kristantoro dan Danramil Bawen Kapten Inf Sunarno.
Para siswa SMPN 2 Bawen yang mengikuti kelas inspirasi itu berpenampilan cukup unik. Mereka diwajibkan oleh guru pembimbing untuk mengenakan ikat kepala dari bahan kertas. Di kertas itu harus ditulis nama dan cita-cita masing-masing.
Di hadapan puluhan siswa itu, Wabup juga mengingatkan untuk menjauhi narkoba dan pergaulan tidak sehat.
Menurutnya, para siswa harus memiliki komitmen kuat untuk merajut jalan yang benar menuju masa depan yang cerah dan terbebas dari segala penyelewengan. Para siswa juga diingatkan untuk bijak menggunakan dan memperhatikan media sosial.
“Tidak semua informasi di media sosial itu benar dan baik bagi kita. Ingat, jauhi konten radikalisme dan konten negatinf lainnya. Masih banyak informasi yang baik dan benar di media sosial,” ujar Wabup lagi.
Kepala Sekolah SMPN 2 Bawen Heri Kristantoro saat sambutan selamat datang mengakui semangat anak didiknya untuk belajar sangat tinggi. Mereka yang berasal dari wilayah sekitar Desa Kandangan dan harus menempuh medan wilayah dengan topografi naik turun untuk mencapai sekolah.
“Kendala utama di sekolah kami adalah kurang tersedianya air bersih. Hal itu karena wilayahnya yang memang sulit air,” terangnya.
Dijelaskan berbagai upaya telah dilakukan untuk mendapatkan suplai air terutama lewat sumur bor. Namun hingga sekarang belum membuahkan hasil.
Guna mengatasi hal itu, lanjutnya, pihak sekolah terpaksa menggunakan sebagian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk membeli air bersih. Dalam seminggu, pihak sekolah bisa membeli air bersih tiga sampai empat kali sebanyak satu tanki ukuran kurang lebih 5 ribu liter. Padahal harga satu tanki air bersih itu sebesar Rp 175 ribu.
Sementara itu Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian Disdikbudpora Kabupaten Semarang Budi Riyanto menjelaskan program kelas inspirasi penguatan karakter pendidikan siswa ini menjadi kegiatan baru di Disdikbudpora pada tahun 2019 ini.
“Tujuannya untuk memotivasi siswa terutama yang akan menempuh UASBN tingkat SMP agar semangat belajarnya meningkat. Selain itu juga menggandeng TNI untuk menguatkan wawasan kebangsaan pada siswa,” jelasnya. (abi/tm)