
UNGARANNEWS.COM. JAKARTA- Selama gelaran Pemilu 2019 tercatat ada 10 anggota Polri meninggal saat melaksanakan tugas pengamanan Pemilu 2019. Para korban meninggal karena kelelahan hingga sakit saat menjalankan tugas negara.
Di pihak KPU tercatat 21 petugas meninggal, diantaranya 12 petugas di Jawa Barat dan 9 petugas di Jawa Timur. Mayoritas petugas penyebab kematiannya karena faktor kelelahan dan mengidap penyakit sebelumnya.
Catatan dari Polri, anggota kepolisian yang meninggal, terakhir adalah Brigjen Syaiful Zachri. Ia meninggal di Labuan Bajo, NTT pada pukul 11.40 WITA.
Mantan Kapolda Babel itu meninggal akibat serangan jantung saat menjalankan tugasnya sebagai ketua tim asistensi Operasi Mantap Brata untuk wilayah Polda Nusa Tenggara Timur (NTT).
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo dalam keterangannya, menyebutkan para korban tersebut meninggal dalam bertugas. Ada yang meninggal saat menuju ke tempat pemungutan suara (TPS) hingga kelelahan karena mengawal kotak suara.
“Seperti salah satunya Aiptu M Saepudin Bhabinkamtibmas Cilengkrang, Polsek Cileunyi gugur karena kelelahan setelah mengawal kotak suara,” tambahnya.
Sedangkan petugas KPPS, PPK, hingga linmas di Jatim meninggal usai gelaran Pemilu 2019 pada 17 April lalu. Mereka meninggal karena faktor kelelahan dan mengidap penyakit sebelumnya.
Dari data KPU Jatim, tercatat ada 9 petugas yang meninggal dunia saat bertugas. Mereka adalah 5 petugas KPPS, 2 petugas PPS, 1 petugas linmas, dan 1 petugas pembantu KPU.
Melihat kejadian tersebut, Ketua KPU Jatim Chairul Anam meminta untuk pemilu yang akan datang, proses pemungutan suara tidak dilaksanakan secara serentak dalam waktu sehari.
“Kami berharap proses pemilu serentak tidak dilaksanakan dalam satu hari secara keseluruhan. Tapi yang dimaksud serentak bisa dibuat dengan beberapa tahap. Jadi nanti bisa dilakukan pemilu legislatif saja, kemudian pemilu presiden saja, kemudian pemilu kepala daerah saja, dilakukan dalam satu tahun yang sama bukan di hari yang sama,” kata Chairul Anam kepada wartawan di Kantor KPU Jatim, Jalan Tenggilis Mejoyo, Sabtu (20/4/2019).
Selain itu, 12 petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Jawa Barat meninggal dunia. Ketua KPU Provinsi Jawa Barat Rifqi Alimubarok mengatakan, terlalu lamanya waktu penghitungan jadi sebab utama kejadian itu.
Rifqi menjelaskan, para petugas KPPS kelelahan lantaran rata-rata penghitungan suara baru selesai pukul 05.00 pagi. Apalagi para petugas sebelumnya mesti begadang untuk menyiapkan TPS dan logistik.
“Berdasarkan hasil pantauan di lapangan rata-rata itu selesai jam 5 pagi, bahkan ada yang berlanjut sampai jam 12 siang. Karena belum selesai menyalin hasil formulir yang cukup banyak. Dan itu kan tanpa jeda, apalagi kemudian mereka kebanyakan mempersiapkan TPS di H-1 jadi, otomatis kan kelelahan,” ungkap Rifqi saat ditemui di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Sabtu (20/4/2019). (dtc/tm)