Yon Kristiyono. FOTO:RATEG

UNGARANNEWS.COM. TEGAL- Seorang petani budidaya ikan bandeng di Kota Tegal berhasil mempercepat pertumbukan ikan bandeng melebihi budidaya normal. Masa panen ikan bandeng yang seharusnya memakan waktu empat hingga tujuh bulan, namun kini bisa panen dua bulan sekali. Benarkah? Apa rahasianya?

Adalah, Yon Kristiyono warga Desa Dampyak, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal itu sukses menemukan dan menciptakan pakan ikan bandeng probiotik. Dengan begitu, hasil budidaya ikan bernama latin ‘Chanos Chanos’ bisa panen lebih cepat dari waktu ‘normalnya’.

Hanya dalam tempo dua bulan, Yon Krsistiyono itu bisa langsung panen. Dalam setahun, lelaki yang akrab disapa Mas Yon itu mampu memanen ikan penuh duri tersebut sebanyak lima kali. Rahasia agar bandeng bisa dipanen cepat, kata Mas Yon, terletak pada pakannya. Hanya dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi internet melalui smartphone, dia berhasil menciptakan sendiri pakan probiotik untuk ikan-ikan bandengnya.

”Pakan probiotik bandeng ini saya buat dari campuran susu kedaluarsa dan tetes air tebu (molase). Awalnya pakan ini diberikan dua kali dalam seminggu, kalau ikannya sudah agak besar cukup seminggu sekali. Komposisi pakan probiotik ini hasil belajar otodidak dari petani Israel dan Jepang yang saya lihat di Youtube,” katanya yang ditemui di rumah makan milik ibunya, di tepi Jalan Raya Pantura Dampyak, belum lama ini.

Meski diberi pakan probiotik, makanan pokok seperti bekatul tetap dia diberikan. Mengapa bekatul? Sebab, kata Mas Yon, harganya lebih murah. ”Satu hektare tambak diisi sekitar 20 ribu bibit ikan bandeng ukuran sebesar batang korek api. Sedangkan pakan probiotiknya sebanyak satu ember untuk satu hektar tambak,” ungkap Mas Yon yang memiliki tambak ikan bandeng di sekitar Obyek Wisata Pantai Pulo Kodok, Panggung, Tegal Timur, Kota Tegal.

Mas Yon sengaja memilih bahan pakan probiotik dari susu kedaluarsa karena mengandung bakteri yang dapat mempercepat pertumbuhan ikan bandeng. Untuk seribu liter pakan probiotik, dia hanya membutuhkan modal Rp 100 ribu. Uang sebanyak itu cukup untuk membeli 10 kilogram susu kedaluarsa, dan 10 tetes tebu dapat menghasilkan 1000 liter probiotik (satu kempu, red).

”Sekali panen dalam tempo dua bulan, saya bisa menghasilkan 3 sampai 3,5 ton ikan bandeng. Satu kilonya berisi 4 sampai 6 ekor dari satu hektare tambak. Sedangkan harga bibitnya Rp 60 sampai Rp 100 per ekor,” katanya.

Kini, dampak dari temuannya itu, membuat dirinya kerap disambangi para petani ikan bandeng, baik dari dalam maupun luar Kota Tegal. Termasuk mahasiswa dan insinyur. Mereka datang karena ingin belajar membuat pakan probiotik ikan bandeng yang modalnya minimal, namun hasilnya maksimal. (rateg/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here