Surat wasiat dituis Yatmi Ningsih sebelum melakukan bunuh diri. FOTO:IST/DETIK

UNGARANNEWS.COM. PASURUAN- Warga Dusun Beji Kidul, Desa Sumbersuko, Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur malam itu dikejutkan dengan tewasnya Yatmi Ningsih (50) dan YBW atau Bagas (8). Keduanya diduga bunuh diri dengan meminum racun ikan.

Proses kematian ibu anak itu diketahui pertama kali oleh Lamat (50), suami Yatmi Ningsih. Mereka diketahui di dalam kamar sudah sekarat dengan busa di mulut.

Kapolsek Purwosari AKP Made Suardana memastikan kedua korban meninggal bunuh diri karena minum apotas.  Polisi menemukan 3 gelas kaca berisi air sisa yang diminum kedua korban dan 1 gelas plastik.

“Ini murni bunuh diri, minum racun ikan” pungkas Made.

Made mengatakan racun ikan yang diminum kedua korban adalah potas. Potas tersebut biasa digunakan oleh Lamat untuk mencari ikan. Kepastian bahwa kedua korban minum apotas setelah polisi mengamankan barang bukti di dekat korban. Barang bukti tersebut berupa 3 gelas kaca berisi sisa cairan potas yang diminum kedua korban.

“Suami korban ini juga sering cari ikan pakai apotas. Diduga itu (yang diminum korban, red) apotas suaminya,” kata Made.

Polisi menduga kasus itu terjadi karena tekanan dan himpitan ekonomi. Lamat sendiri diketahui tak punya pekerjaan tetap dan hanya bekerja secara serabutan.

“Sebelumnya sempat ada cekcok antara korban dan suaminya. Biasa, masalah keluarga. Masalah ekonomi. Apalagi ini kan puasa dan hari raya,” terang Made.

Dalam kasus ini, polisi menemukan dua pesan tulisan tangan dengan menggunakan pensil yang dibuat Yatmi Ningsih. Pesan itu ditulis di atas buku tulis diduga milik anaknya yang tewas. Pesan pertama ditujukan pada suaminya, Lamat (57) dan pesan kedua untuk anaknya M Yusuf (33). Keduanya dalam bahasa Jawa.

Surat pertama diduga untuk Lamat dan dan M Yusuf: “Aku Ningseh. Sup, aku titip Bagas. Rumaten adikmu sampek dadi uwong. Ojo nganti disentak-sentak. Cukup sak mene aku ngumat pean ambek Bagas. Wes cukup sak mene. Wassalam”.  (“Aku Ningsih, Sup (M Yusuf). Aku titip Bagas (YBW, anak yang bunuh diri). Rawatlah adikmu hingga jadi orang. Jangan dibentak-bentak. Sudah cukup aku merawat kalian dan Bagas. Wassalam.”, red).

Sementara surat kedua ditujukan kepada suaminya, Lamat: “Met aku jaluk sepuro nang sampeyan lik, aku piro-piro salaku, aku sing ngenteno duwek sampeyan”.  (“Aku minta maaf Lek (sebutan akrab untuk laki-laki dewasa). Sedikit banyak aku yang salah. Aku yang menghabiskan uangmu”, red).

Hal ganjil tampak saat membaca surat Yatmi kepada Yusuf. Dalam surat itu Yatmi tak berniat mengajak putra bungsunya,  Bagas, untuk bunuh diri dan malah menitipkan Bagas kepada Yusuf agar dirawat dengan baik. Namun faktanya, bocah masih kelas 2 SD itu turut ditemukan sekarat bersamaan karena minum cairan obat ikan apotas.

“Terkait itu kami tak bisa mengambil kesimpulan. Yang pasti Bagas  ini selama ini sangat sayang pada ibunya. Ia nempel terus pada ibunya. Itu keterangan dari Yusuf. Kemungkinan, saat tahu ibunya minum apotas, Bagas ini ikut (menyusul),” tandas Made.  (dtc/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here