
UNGARANNEWS.COM. TENGARAN- Kecelakaan maut di Jalan Raya Semarang-Solo tepatnya di Dusun Ngentak, Desa Klero, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, menyababkan 7 orang tewas masih dalam penyelidikan Satlantas Polres Semarang.
Diduga ada beberapa penyebab kecelakaan yang melibatkan mobil Toyota Avanza nopol B 157 NIK dengan Bus Rosalia Indah nopol AD 1451 DF pada Minggu (23/6/2019) dini hari lalu.
“Penyebab kecelakaan diduga karena human error, sopir mobil Avanza mengantuk membuat mobil oleng ke kanan melebihi garis batas markar jalur hingga terjadi tabrakan dengan bus yang melaju dari arah berlawanan,” ujar Kasatlantas Polres Semarang AKP Shandy Wiedyanoe saat memaparkan hasil penyelidikan kecelakaan kepada Korlantas Polri di Polsek Tengaran.
Dijelaskan Shandy selain faktor human error, pihaknya menemukan beberapa faktor lain penyebab kecelakaan. Kondisi penerangan jalan yang kurang di lokasi kejadian membuat pengendara kesulitan melihat garis marka jalan.
Medan jalan yang dilewati mobil para korban sebelum lokasi kejadian melewati jembatan kembar lalu agak menikung kemudian menanjak. Sedangkan medan jalan yang dilewati bus dari arah Semarang posisinya menurun tajam.
“Melihat medan jalan jika pengendara tidak berhati-hati bisa menyebabkan kecelakaan, terlebih tabrakan berhadap-hadapan. Satu jalur menurun, satunya lagi menanjak,” jelas Shandy.
Temuan lain, ban depan Avanza sebelah kanan terlihat aus, dan seluruh ban berbeda merek. Hal itu bisa jadi menyebabkan laju kendaraan tidak seimbang. Namun, pada bagian vital lain yakni kondisi rem sejauh ini pihaknya melakukan pengecekan.
“Kondisi mobil hancur, kita belum sempat mengecek fungsi tapal rem apa sudah aus atau ada kerusakan. Kita akan meminta perusahaan Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) yakni Toyota Nasmoco untuk melakukan pengecekan rem mobil Avanza korban,” jelasnya lagi.
Kondisi kedua kendaraan setelah tabrakan, lanjut Shady, body bagian depan mobil masuk ke bawah body depan bus, hingga posisi bus agak terangkat. Melihat kondisi tersebut diperkirakan laju mobil berkecepatan tinggi.
Upaya mengumpulkan data lain melalui saksi netral, menurut Shandy, pihaknya mengalami kesulitan, karena kejadian pada dini hari saat jalan raya sepi dan warga sekitar sedang pada tidur.
“Ada satu saksi dari warga sekitar seorang penjual nasi goreng yang berjualan tidak jauh dari lokasi kejadian, Pak Slamet, namun ia mengatakan tidak tahu persis saat terjadinya tabrakan. Menurutnya tahu-tahu sudah ada kejadian,” tandasnya.
Saksi dari penumpang bus juga tidak ada yang tahu kejadiannya. Penumpang bus pada tidur. Saat itu hanya ada tiga orang yang terjaga yakni keener bus, sopir dan 1 penumpang.
“Saksi netral dari penumpang bus ada satu bernama pak Suharno, Saat bus melintas di SPBU Klero ia dibangunkan kernet karena akan turun di Tengaran. Menurutnya ketika ia terbangun posisi bus berada di jalur sisi kiri, Setelah itu tahu-tahu bus tabrakan dengan mobil, tapi dia tahu persis saat kejadian,” tegasnya.
Kasubditlaka Ditgakkum Korlantas Polri Kombes Pol Agus Suryo Nugroho menanggapi paparan tersebut meminta Satlantas Polres Semarang melakukan penyelidikan lebih mendalam dengan mencari saksi tambahan.
“Dugaan sementara penyebab kecelakaan karena sopir mobil Avanza mengantuk. Namun penyelidikan masih perlu diperdalam, penyebab lain bisa saja terjadi. Kita tidak mudah untuk menetapkan tersangka, karena harus ada dua alat bukti yang cukup, nanti akan ada keterangan saksi tambahan,” ujarnya. (abi/tm)