Rumah Totok Suroso yang menganiaya anaknya untuk bunuh diri bersama di Dukuh Pandak RT 02 RW 02, Desa Jatisobo, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo. FOTO:IST/UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. SUKOHARJO– Diduga karena tidak mampu menanggung beban ekonomi yang semakin berat, seorang warga Sukoharjo, Totok Suroso (45) diduga tega menganiaya kedua anaknya.

Tujuan penganiayaan itu untuk mengajak kedua anaknya bunuh diri bersama. Beruntung aksinya cepat diketahui warga hingga bisa menggagalkannya.

Peristiwa terjadi di Dukuh Pandak RT 02 RW 02, Desa Jatisobo, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (25/6/2019) Warga mengetahuinya dari suara minta tolong dari rumah Totok.

Kapolsek Polokarto, AKP Aris Dwi Handoko mengatakan warga langsung mendobrak pintu rumah pelaku. Ditemukan pelaku dan dua anaknya, Alfia (19) dan JF (12) dalam kondisi tergantung dengan tali terikat di leher.

“Anak pertamanya yang kondisinya lemas langsung dibawa me rumah sakit. Sedangkan anak keduanya hanya mengalami luka ringan,” katanya.

Sedangkan pelaku yang juga diselamatkan warga justru berlari. Dia juga menusukkan pisau ke perutnya sendiri hingga bersimbah darah.

“Dugaannya, pelaku mengajak bunuh diri kedua anaknya. Kemungkinan pelaku sedang terlilit masalah keuangan,” kata dia.

Polisi kemudian mengamankan barang bukti berupa tali, pisau dan cangkul yang berlumuran darah. Diduga cangkul dan pisau tersebut digunakan untuk menganiaya korban sebelum mengajak bunuh diri.

“Kasus ini masih kita dalami. Kami masih harus memeriksa saksi-saksi, pelaku dan korban untuk menentukan tindak lanjutnya,” pungkasnya.

Dilansir dari solopos menyebutkan,  saat ini anak sulung, Alfia diduga dipukul bapaknya menggunakan cangkul dirawat di RSU Islam Kustati, Pasar Kliwon, Solo.

Begitu pula Totok juga akhirnya dibawa ke rumah sakit yang sama setelah berusaha bunuh diri dengan menusukkan pisau dapur ke perutnya. Sedangkan anak kedua, J, 12, terselamatkan oleh warga yang mendengar teriakannya saat sang ayah hendak menjerat lehernya menggunakan tali.

Istri Totok yang bekerja sebagai buruh pabrik sudah berangkat ke tempat kerja saat peristiwa itu terjadi.

Tokoh masyarakat yang juga mantan Kepala Desa Jatisobo, Wiji, kepada wartawan, Selasa, mengatakan tidak tahu motif TS menganiaya anaknya. Warga setempat juga tak menyangka Totok nekat mengajak bunuh diri kedua putrinya.

Alfia diketahui baru saja lulus SMA pada tahun ini. Dia hendak melanjutkan studi ke perguruan tinggi swasta di Solo. Sementara JF juga baru saja tamat SD tahun ini. Sehari-hari Totok bekerja sebagai buruh serabutan. Kadang kala ia membantu temannya yang memiliki usaha sablon kaos.

“Tak ada perubahan perilaku dan keanehan Totok sehari-hari. Jika ada pekerjaan, Totok berangkat pada pagi hari dan pulang malam hari. Kami tak menyangka terjadi peristiwa ini,” timpal warga lainnya, Waluyo. (dtc/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here