UNGARANNEWS.COM. BREBES- Masyarakat yang mengunjungi lokasi wisata Telaga Ranjeng di Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, dibuat heran dengan kemunculan sebuah jukung. Sebab, perahu kayu itu tiba-tiba terlihat di sekitar tepian telaga saat debit air menyusut.
Kemunculannya dikaitkan dengan sejarah saat masa penjajahan Belanda. Banyak yang menduga jika jukung sepanjang 5 meter dengan lebar 0,5 meter tersebut pernah digunakan oleh orang Belanda mengelilingi telaga tersebut.
Jamal, petugas jaga kawasan Telaga Ranjeng mengatakan, kemunculan jukung tidak hanya membuat heran pengunjung Telaga Ranjeng, tapi juga masyarakat sekitar Desa Pandansari.
”Jangankan orang luar, warga di sini saja banyak yang kaget mengetahui ada jukung yang muncul ini,” ungkapnya, Senin (29/7).
Adanya penemuan tersebut, diakui Jamal, berdampak pada semakin banyaknya warga yang sengaja datang ke Telaga Ranjeng untuk melihat secara langsung keberadaan jukung tersebut. ”Setiap hari selalu saja ada yang datang. Jumlahnya tambah banyak, terlebih saat akhir pekan,” kata Jamal.
Diketahui, Telaga Ranjeng merupakan salah satu lokasi wisata yang tergolong langka. Di kawasan cagar alam di bawah pengawasan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Pemprov Jateng ini, para pengunjung dapat menyaksikan keindahan alam dan menyentuh langsung jutaan ikan yang hidup didalamnya hanya dengan menabur remah-remah makanan di pinggiran telaga.
Kepala Desa Pandansari Irwan Susanto mengatakan, kemunculan jukung tersebut seiring dengan menyusutnya debit air telaga sebagai dampak dari kemarau yang tengah berlangsung. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) Jateng, untuk mengungkap data sebenarnya mengenai jukung kayu tersebut.
”Sudah kita sampaikan. Saat ini kita sedang menunggu tim BPCB datang untuk meneliti secara langsung,” pungkasnya. (rateg/tm)
