
UNGARANNEWS.COM. TEGAL- Meminimalisir peredaran garam tanpa yodium, Badan Pengembangan, Penelitian dan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tegal menggencarkan uji lab. Hal itu, dibuktikan dengan menyisir 14 pasar tradisional serta mengambil sedikitnya lima merk garam yang dijual sebagai sampling uji lab.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BP4D Kota Tegal, melalui Kabid Pembangunan Masyarakat dan Sosial Budaya Rita Marlianawati menyampaikan, optimalisasi pengawasan dan peredaran garam tak beryodium dilakukan dengan menggandeng semua instansi terkait. Yakni, Dinas Kesehatan untuk pengujian sampling, Dinkop UKM dan Perdagangan dari ketersediaan dan pendistribusian barang. Targetnya, merealisasikan program Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) yang dilaksanakan secara terpadu oleh BP4D.
“Uji sampling, dilakukan secara acak dan berkala setiap tiga bulan di semua pasar tradisional dengan lima merk garam setiap pedagang,” ujarnya.
Dalam uji sampling tersebut, kata Rita, syarat minimal kandungan garam beryodium yang layak dikonsumsi manusia dan boleh beredar yakni 30 PPM. Sehingga, jika kurang dari kadar kandungan iodium akan dinilai tidak layak konsumsi karena membahayakan kesehatan.
Sebab, efek dari konsumsi garak non yodium bagi manusia berdampak pada kesehatan seperti timbulnya penyakit gondok, stunting tumbuh kembang pada anak, dan daya pikir lambat.
“Tidak menutup kemungkinan, semua merk yang sebelumnya sudah standart akan diuji ulang untuk memastikan kadar yodiumnya,” imbuhnya. (rateg/tm)