Keindahan di malam hari Sendang Senjoyo berada di Desa Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. FOTO:MICOMMUNITY/IST/UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. TENGARAN- Peringatan malam 1 Suro atau tanggal 1 bulan 1 tahun 1441 Hijriyah jatuh pada tangal 1 September 2019 malam. Masyarakat Jawa menjadikan ajang menggelar ritual prihatin sekaligus menyucikan jiwa menyongsong perjalanan setahun kedepan.

Seperti ritual digelar masyarakat Kabupaten Semarang dan Salatiga melakukan ritual kungkum di sendang Senjoyo terletak di Desa Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

Terlihat sejumlah warga berdiam diri melakukan kungkum di sendang yang bermata air jernih ini. Ada banyak tujuan melaksanakan ritual ini, seperti tujuan membersihkan diri, membuang sengkala (malapetaka), menyunyikan diri, hingga tujuan mengasah kanoragan yang ingin dikuasainya.

Jatmiko (38) salah satu pengunjung sendang Senjoyo dari Tengaran mengatakan, dia akan melakukan kungkum saat memasuki pergantian 1 Suro, atau Minggu (1/9/2019) dini hari tadi. Dia berharap dengan menjalankan ritual kungkum segala kesialan akan pudar memasuki tahun baru 1441 Hijriyah.

“Saya ingin tahun depan rezeki saya lancar, tidak ada lagi halangan, dan seluruh keluarga diberi kesehatan. Tentunya saya berdoa memohon kepada Allah, selebihnya seperti apa hasilnya nanti semua saya serahkan pada Allah SWT,” ujarnya kepada UNGARANNEWS, Sabtu (31/8/2019) malam.

Harapan menjalankan ritual sama seperti pengunjung lain, semua ingin mendapatkan berkah lebih baik selama setahun kedepan. Selain itu, adanya ritual ini mereka bertujuan untuk nguri-nguri budaya warisa leluhur masyarakat Jawa.

Perlu diketahui Sendang Senjoyo memiliki 9 titik mata air yang jernih sehingga pengjung di siang hari bisa melihat dasar sendang tampak jelas dan bersih. Sendang yang berada di rimbunan pepohonan tua dan berukuran besar ini konon punya sejarah kuno.

Ada beberapa versi legenda atau cerita sejarah terkait Sendang Senjoyo, namun semuanya berkaitan dengan Jaka Tingkir atau Mas Karebet. Seperti data dihimpun dari beberapa keterangan dan pustaka, dulu ada tokoh bernama Pangeran Senjoyo, pendekar pada zaman kerajaan Majapahit yang sering bertapa di lokasi sendang.

Kemudian tempat pertapaan itu dilanjutkan pada masa Mas Karebet. Sebelum Mas Karebet sukses mengabdi di Kerajaan Demak, sering bertapa atau semedi di Sendang Senjoyo. Jaka Tingkir dalam kelanjutannya menjadi murid Sunan Kalijaga. Jaka Tingkir kemudian menjadi raja pertama Kerajaan Pajang tahun 1549-1582 dengan gelar Sultan Hadiwijaya. (dbs/abi/tm)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here