UNGARANNEWS.COM. KANTOR BUPATI- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang menyebutkan sejak awal tahun 2020 sampai pertengahan Januari ini telah terjadi 17 kejadian bencana alam.
Sedangkan pada tahun 2019 lalu tercatat 381 bencana alam dengan kerugian 98 rumah rusak dan satu korban jiwa. Mengantisipasi bencana BPBD telah menyiapkan empat alat early warning system (EWS) untuk memantau pergerakan tanah di wilayah berpotensi terjadinya tanah longsor.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Heru Subroto mengatakan rencananya alat akan dipasang di kecamatan rawan longsor seperti Sumowono, Jambu dan Pabelan.
“Diharapkan alat itu dapat membantu mengantisipasi dan mengurangi dampak kerugian karena tanah longsor memasuki musim penghujan saat ini,” katanya saat acara rakor lintas sektoral antisipasi bencana alam yang diselenggarakan di Ruang Pertemuan Gedung Dharma Satya Lantai II Kompleks Kantor Bupati Semarang di Ungaran, Rabu (15/2/2020).
Rakor yang dipimpim Bupati Semarang H Mundjirin dihadiri Kapolres Semarang AKBP Adi Sumirat, Sekda Gunawan Wibisono, para Camat, Kapolsek, Danramil serta pimpinan SKPD terkait.
Menurut Heru, selain penyiapan alat dan personel pihaknya juga melakukan mitigasi kepada masyarakat.
Tujuannya agar masyarakat sadar akan potensi dan bahaya bencana alam serta mampu menanggulanginya. Sehingga akan dapat mengurangi kemungkinan korban jiwa maupun harta benda. Sampai dengan saat ini telah ada pembinaan kepada enam desa rawan bencanan menjadi tangguh bencana.
Bupati H Mundjirin saat pengarahan meminta para Camat untuk stand by di rumah dinas selama musim penghujan ini. Dengan begitu, perangkat desa maupun kecamatan dapat langsung berkoordinasi guna mengatasi keadaan saat terjadi bencana alam.
“Lakukan koordinasi dengan TNI dan Polri untuk menanggulangi bencana alam yang terjadi. Karenanya harus selalu siaga di rumah dinas,” pintanya. (abi/tm)