UNGARANNEWS.COM. UNGARAN BARAT- Sekitar 8.000 pelanggan PDAM Tirta Bumi Serasi Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, terdampak pencemaran yang terjadi di Rawa Pening beberapa waktu lalu. Keluhan yang banyak disampaikan pelanggan adalah air yang keruh dan bau.
Direktur Teknik PDAM Tirta Bumi Serasi, Eko Budi Santoso mengatakan, keluhan tersebut mulai terjadi sejak akhir 2019 hingga awal 2020.
“Awalnya keluhan yang banyak terjadi karena bau. Lalu petugas melakukan identifikasi dan melakukan penanganan,” jelas Eko kepada wartawan di kantornya, kemarin.
Menurutnya, dampak pencemaran yang dimaksud tahun ini paling parah. Selain imbas kemarau yang cukup panjang, pencemaran yang terjadi disinyalir juga disebabkan adanya pembusukan gulma air eceng gondok.
“Keluhan yang banyak disampaikan pelanggan adalah terkait air keruh dan bau. Kami sudah identifikasi dan melakukan penanganan,” katanya.
Sebaran wilayah pelanggan yang terdampak pencemaran, Eko menyebutkan, memang didominasi pelanggan yang berdomisili di sekitar area ujung pipa. Meliputi mereka yang berdomisili di Lingkungan Gedangasri, Leyangan, dan Pringapus.
Untuk penyediaan air sementara, PDAM melakukan dropping air ke pelanggan. Namun kendala dropping air adalah medan yang sulit dan banyak pelanggan yang tak memiliki tandon air.
“Setelah menerima aduan dan permasalahan diketahui, yakni dampak dari pencemaran Rawa Pening, PDAM langsung berkirim surat pada 6 Januari 2020 ke PT. Sarana Tirta Ungaran (STU) selaku pihak yang bekerja sama dalam pengadaan air bersih,” jelas Eko.
Menurut Eko, berdasar cek laboratorium air tersebut masih masuk kategori air bersih sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/2010 yang mengatur parameter air layak konsumsi.
“Setelah ada penanganan, termasuk hujan yang terjadi beberapa hari ini, kondisi air sudah kembali seperti semula. Tak lagi berbau atau keruh,” jelasnya. (dbs/tm)