238 WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China, tiba di bandara Hang Nadim, Batam, Minggu pagi (2/2). Selanjutnya akan diterbangkan ke Natuna untuk menjalani proses karantina selama 14 hari. (Foto: Courtesy/Kemenlu RI)

UNGARANNEWS.COM. NATUNA- Sebanyak 238 warga negara Indonesia (WNI) tiba di bandara Hang Nadim, Batam, Minggu pagi (2/2), setelah menempuh perjalanan dari bandara Tianhe, di Wuhan, sebuah kota di bagian tengah China yang menjadi pusat wabah virus corona.

Sebelumnya direncanakan ada 245 WNI yang akan dievakuasi, tetapi tujuh lainnya tetap berada di Wuhan diantaranya karena alasan sakit dan enggan dievakuasi ke Indonesia.

Kedatangan WNI dari Wuhan memantik aksi penolakan masyarakat Natuna dengan menggelar aksi di bandara Batam. Massa sepakat membuat enam poin tuntutan kepada pemerintah pusat maupun daerah. Jika tidak dilaksanakan massa mengancam akan melakukan aksi yang lebih besar lagi.

Tuntutan tersebut disampaikan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Natuna, Haryadi usai aksi berakhir hari, Minggu, 2 Februari 2020.

“Kami meminta Bupati menyampaikan tuntutan ini kepada pemerintah pusat,” kata Haryadi.

Tuntutan tersebut, pertama, meminta WNI dari Wuhan dipindahkan ke kapal perang KRI. Tujuannya agar dapat diobservasi di lepas pantai dan tidak menimbulkan keresahan seperti saat ini.

Kedua, meminta pemerintah pusat dan daerah memberi kompensasi berupa jaminan kesehatan seperti posko kesehatan di Natuna. Ketiga, meminta pemerintah mendatangkan dokter, psikiater ke Natuna.

“Karena saat ini kami tahu masalah ini tidak hanya berdampak kepada fisik, tetapi juga mental masyarakat Natuna,” kata dia.

Keempat, meminta Menteri Kesehatan wajib berkantor di Natuna. “Karena kami ingin itu bentuk jaminan kesahatan dan keamanan,” kata Haryadi.

Kelima, massa juga menuntut segala kebijakan pemerintah pusat untuk kedepannya dapat disosialisasikan.

“Karena kondisi hari ini adalah contoh tidak ada sosialisasi kepada masyarakat Natuna, sehingga masyarakat resah,” ujarnya.

Keenam, masyarakat meminta pemda bisa menjadi penyambung lidah masyarakat kepada pemerintah pusat. Jika tuntutan tidak dijalankan masyarakat akan membuat mosi tak percaya baik kepada eksekutif maupun legislatif.

“Bentuk mosi tak percayanya bisa saja kami minta semua mundur. Kalau masyarakat meminta kami bilang apa,” katanya seperti dilansir dari tempo.com.

KNPI, kata Haryadi, mengajak seluruh masyarakat bersatu di gedung DPRD Natuna untuk menyelesaikan tuntutan tersebut.

Ekses kedatangan WNI rentan virus Corona ini, seluruh sekolah di 6 kecamatan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau diliburkan selama 15 hari.

Sekda Kabupaten Natuna, Wan Siswandi sudah mengeluarkan surat kepada sekolah-sekolah di sekitaran Pulau Bunguran. Edaran itu dikeluarkan untuk sekolah-sekolah di beberapa kecamatan seperti, seperti Kecamatan Bunguran Timur, Bunguran Barat, Bunguran Batubi, Bunguran Tengah dan Bunguran Timur Laut Surat itu meminta sekolah meliburkan murid terhitung 3 Februari hingga 17 Februari, murid diminta belajar di rumah dalam rentang waktu itu, tidak melakukan aktivitas di luar rumah dan menjaga kebersihan serta memeriksakan segera kesehatan jika ada gejala demam dan sejenisnya.

Sementara itu, pemandangan saat pendaratan para WNI dari Wuhan China di Bandara Hang Nadim Batam, Minggu (2/2) kemarin, terlihat petugas menyemprotkan cairan ke para WNI yang turun dari tangga pesawat. Cairan itu berasal dari tabung yang digendong petugas berpakaian khusus warna kuning. Selanjutnya mereka akan di observasi selama 14 hari di pangkalan militer Natuna. (dbs/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here