UNGARANNEWS.COM. UNGARAN BARAT- Penundaan penyelenggaraan ibadah umroh oleh Arab Saudi akibat potensi wabah corona tak cuma membuat merana para calon Jemaah, juga membuat biro umroh merugi. Bahkan ada yang sudah terlanjur berangkat namun tidak bisa masuk Arab Saudi.
Ketua Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umroh RI (Amphuri) Joko Asmoro mengungkapkan para Jemaah yang batal umroh dan masih berada di sejumlah negara transit, seperti Dubai, Abu Dhabi, Miskat, dan Istanbul akan segera kembali ke tanah air. Sejumlah maskapai penerbangan telah menyampaikan komitmennya untuk menjemput mereka.
Di luar itu, ia mendapat laporan bahwa pada Jumat petang ada 38 jemaah asal Makassar yang masih harus tertahan selama 5 hari di Istanbul, Turki pasca menunaikan umroh di Saudi. Mereka harus menjalani pengawasan kesehatan dan baru akan kembali ke Indonesia pada 5 Maret.
Menanggapi penundaan penyelenggaraan umroh tersebut, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Semarang, Muhdi, melalui Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Taufiqurrahman, meminta jamaah yang akan berangkat umrah tetap tenang.
Pihaknya mengimbau seluruh elemen masyarakat menunggu perkembangan informasi selanjutnya yang dikeluarkan oleh pihak berwenang. Dia berharap segera ada jalan keluarnya, dan saat ini pemerintah sedang kengupayakan.
Sejauh ini, menurutnya Kantor Kemenag Kabupaten Semarang belum mendapat data terkait jamaah dari Bumi Serasi yang bakal berangkat umrah. Meski begitu, Taufiqurrahman yakin jumlahnya terbilang cukup banyak.
“Kami belum bisa menyampaikan, karena harus dicek ulang berdasarkan permohonan rekomendasi yang disampaikan ke kantor,” imbuhnya kepada wartawan.
Sementara itu, kerugian akibat penundaan penyelenggaraan ibadah umroh oleh Arab Saudi juga dialami para pengusaha biro travel. Pasalnya, umroh menjadi salah satu andalan mereka setelah sejumlah negara tujuan wisata religi atau wisata halal lainnya.
Joko Asmoro menghitung potensi kerugian secara kasar dalam setahun operasi perjalanan umroh dari seluruh Indonesia sekitar 100 ribu jemaah. Kalau 100 ribu jemaah rata-rata membayar paket umroh minimum Rp 20 juta, potensi kehilangan penjualan dari seluruh anggota assosiasi mencapai Rp 2 triliun.
“Tapi itu hitungan kasar bila penghentian sampai setidaknya 10 bulan,” kata Joko.
Dua pekan terakhir Februari, ia melanjutkan, menjadi andalan biro travel penyelenggara umroh dalam memutar roda bisnis mereka. Sebab isu wabah corona telah membuat sejumlah negara tujuan wisata halal dan religi seperti Jepang, Korea, China, Kairo dan Jerusalem lebih dulu ditutup sejak awal Februari.
“Jadi praktis setelah Saudi menutup umroh sejak Kamis siang (27/2/2020), semua aktivitas bisnis terhenti,” kata Joko dilansir dari detikcom. (dbs/tm)