
UNGARANNEWS.COM. UNGARAN BARAT- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menikmati kuliner Nasi Iriban saat mengunjungi Desa Wisata Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Kamis (12/3/2020).
Saat tiba di desa wisata untuk menghadiri Festival Nasi Iriban itu, orang nomor satu di Jateng tersebut langsung menikmati menu yang melegenda dengan pemandangan pedesaan yang asri.
Warung-warung yang menjajakan Nasi Iriban dan menu tradisional lain, berjajar rapi dengan bangunan dari bambu serta beratap daun kelapa.
Di tengah warung-warung itu, terdapat sendang cukup besar yang dimanfaatkan untuk wisata air.
Di Desa Wisata Lerep ada tradisi setiap Rajab menjelang Bulan Puasa, di mana warga bergotong royong membersihkan sendang dan sumber mata air di desa masing-masing, kemudian warga menggelar acara makan bersama.
Nasi Iriban merupakan nasi dengan lauk sayur-mayur, ikan asin, tempe, dan jeroan ayam itu pada zaman dahulu hanya boleh disajikan saat acara tradisi tersebut.
Bentuknya hampir sama dengan Nasi Gudangan yang biasa ditemukan di berbagai daerah, namun bedanya, sayuran yang digunakan di Sego Iriban ini tidak direbus, melainkan dibakar menggunakan bumbung bambu muda.
“Saya tertarik karena katanya ada makanan unik. Ternyata ini, namanya Sego Iriban, ini makanan unik karena sayurannya tidak direbus, melainkan dibakar pakai bambu,” kata Ganjar.
Usai menikmati Nasi Iriban, Ganjar mengacungkan jempolnya sambil menyanjung kuliner di tempat itu.
“Ini menarik dan tentu laku dijual untuk menarik wisatawan, kuliner khas yang melegenda semacam ini, banyak dicari wisatawan”.
Ganjar berharap, masyarakat terus aktif dalam berinovasi terkait dengan potensi desa yang selama ini belum mendapat perhatian.
Berbagai potensi desa, katanya, harus digali agar mampu meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Gunakan Dana Desa yang ada untuk mengembangkan potensi-potensi ini. Kami dari pemerintah tentu akan memberikan dorongan, bahkan kami sudah membuat peraturan daerah mengenai desa wisata dan siap memberikan hadiah Rp1 miliar kepada desa wisata yang terbaik,” ujarnya.
Diketahui, makanan-makanan yang dijual itu pun dipilih, yakni makanan hasil olahan bahan lauk yang didapatkan dari hasil bumi di 10 Kelurahan di Ungaran Barat.
Semua kelurahan di Ungaran Barat pun berlomba-lomba menyajikan bahan makanan yang dijajakan di sana. Selain itu, warga juga menggelar kegiatan makan bersama, dengan menaruh nasi dan aneka lauk pauk di dedaunan.
Warga yang mendatangi tampak antusias membeli makanan yang dijajakan di sana. Meski mendung dan hujan sempat melanda, namun tampak tak mengurangi antusias masyarakat.
Camat Ungaran Barat, Eko Purwanto, menjelaskan, nama Festival Sego Iriban diambil dari irip-iripan yang mengandung arti menjaga sumber mata air.
Menurutnya, inti dari festival ini ialah mengupayakan warga untim menjaga dan mempertahankan sumber air.
“Ituadalah upaya yang dikelola masyarakat dalam rangka mempertahankan sumber air. Tetap dijaga sumber airnya agar bisa dimanfaatkan secara terus menerus oleh masyarakat,” jelasnya.
Ada beragam kegiatan di festival itu. Di antaranya makan makanan secara bersama-sama. Lalu menjual makanan hasil bumi Ungaran Barat.
“Ini terus berlangsung, sekalipun PDAM masuk, mata air tetap harus dijaga,” jelasnya.
Menurutnya lewat festival ini juga mengajarkan masyarakat khususnya di Ungaran Barat untuk mengajarkan gotong-royong.
Menurutnya dengan gotong-royong, bisa memaksimalkan harapan untuk mempertahankan sumber air di wilayah sana.
“Ini budaya lokal warga yang kemudian kami konsep ulang menjadi festival ini,” jelasnya. (dbs/tm)