FOTO:DOK/ILUSTRASI/IST/NET

UNGARANNEWS.COM. UNGARAN TIMUR- Di tengah kewaspadaan penyebaran virus Corona masyarakat Kabupaten Semarang juga perlu mewaspadai penyebaran demam berdarah dengue (DBD). Dalam tiga bulan terakhir jumlah penderita DBD di Kabupaten Semarang tergolong cukup tinggi.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Semarang mencatat, di tahun ini hingga Maret 2020 ada 47 kasus DBD, dan 1 penderita diantaranya meninggal dunia.

“Tercatat ada 47 kasus DBD, dengan 1 orang meninggal dunia,” ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Semarang, Hasti Wulandari kepada wartawan di kantornya, kemarin.

Disebutkan, rincian kasus tersebut sebanyak 22 kasus DBD di Kabupaten Semarang sepanjang Januari, kemudian di bulan Februari sebanyak 24 kasus, dan hingga 4 Maret satu orang diantaranya meninggal dunia.

“Lonjakan penderita DBD sudah mulai akhir tahun lalu. Saat itu ada 10 kasus DBD ditemukan di Kabupaten Semarang,” ungkapnya.

Penyebab wabah DBD di Kabupaten Semarang mengikuti musim yang telah memasuki hujan. Sedangkan akhir bulan Februari hingga awal Maret merupakan puncaknya hujan. Menyebabkan genangan dimana-mana yang memudahkan nyamuk berkembangbiak.

Penyebaran kasus DBD di Kabupaten Semarang, menurut Hasti, cukup merata hampir di semua wilayah Kecamatan. Berdasarkan data pemetaan sebanyak empat kecamatan masuk kategori terbanyak warga terkena kasus DBD.

“Empat kecamatan yang masuk terbanyak kasus DBD yakni Kecamatan Tengaran, Kecamatan Susukan, Kecamatan Kaliwungu, dan Kecamatan Pringapus,” jelasnya.

Rinciannya, lanjut Hasti, sebanyak 12 kasus DBD terjadi di Kecamatan Tengaran, 10 kasus DBD di Kecamatan Susukan, 5 kasus DBD di Kaliwungu, dan 5 kasus di Pringapus.

“Kecamatan paling banyak penderita DBD, awal tahun saja sudah 11 penderita DBD di kecamatan ini. Sedangkan 1 penderita DBD yang meninggal dunia berasal dari Kecamatan Bergas,” tandasnya.

Diantara wilayah yang memiliki penyebaran DBD terbanyak, menurut Hasti, penyebabnya selain memiliki tingkat kepadatan pemukiman penduduk juga wilayah tersebut dilalui sungai yang kadang mengalir tidak deras.

Kasi Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit Menular (P3M) Dinkes Kabupaten Semarang, Wahyono, menambahkan masyarakat perlu melakukan antisipasi gejala DBD, diantaranya jika ada anggota keluarga menderita badan panas selama tiga hari berturut-turut agar segera diperiksakan ke dokter atau dibawa ke puskesmas terdekat.

“Gejala DBD ditandai panas tinggi, meski sudah diobati namun selama tiga hari tak turun panasnya. Perlu diperhatikan lagi, warga bersama-sama agar melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) sekitar rumah dan lingkungan,” ujarnya. (abi/tm)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here