Gubermur Jateng Ganjar Pranowo saat berkunjung di desa Ngrapah mengecek tempat karantina desa setempat. FOTO:DOK/UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. BANYUBIRU- Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo memerintahkan seluruh kepala desa di wilayahnya untuk menyiapkan ruang isolasi khusus pemudik.

“Nantinya setiap perantau yang pulang kampung harus didata dan diisolasi selama 14 hari di tempat-tempat khusus tersebut. Apabila ada yang menolak, maka TNI/Polri diminta mengambil tindakan tegas,” kata Ganjar Pranowo mengecek kesiapan karantina Covid-19 di Desa Ngrapah, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Sabtu kemarin.

Gubernur datang beserta rombongan meninjau langsung tempat karantina di aula Serbaguna Desa Ngrapah yang saat ini masih dalam tahap penyelesaian pembangunan.

Dalam peninjauan langsung ini Gubernur beserta rombongan didampingi langsung oleh Muspika Kecamatan Banyubiru, Kades Ngrapah beserta Kadus dan perangkat Desa, dan Perwakilan warga tiap Dusun Desa Ngrapah.

Disampaikan oleh Ganjar, saya sudah komunikasi dengan Kepala Gugus Tugas Covid-19 dan diminta untuk menyiapkan daerah terutama desa sebagai tempat khusus untuk isolasi bagi mereka yang baru pulang dari perantauan yang kembali ke Desa.

“Setelah itu saya langsung perintahkan kepada seluruh kepala desa untuk menyediakan tempat isolasi di masing masing Desa, karena itu saya lakukan pengecekan agar desa benar-benar serius melaksanakannya,” ujarnya.

Selain di Desa Ngrapah, Ganjar juga mengunjungi Desa Bejalen, Kecamatan Ambarawa. Kedatangan politikus PDIP tersebut diterima Kades Bejalen, Nowo Sugiharto beserta jajaran Muspika Ambarawa.

“Saya senang dan berterima kasih kepada kepala desa yang sudah menyiapkan tempat isolasi khusus bagi pemudik. Saya juga mengimbau seluruh kades lainnya untuk menyiapkan tempat isolasi seperti ini,” ujar Ganjar seperti diulik UNGARANNEWS.COM dari vlog pribadinya, Senin (6/4/2020).

Kepala Desa Ngrapah Wargiyati ketika ditanya Gubernur cara ia mengelola anggaran Covid-19, mengatakan, kebetulan Desa Ngrapah masih memiliki dana silpa sebesar Rp 80 juta. Dana tersebut diantaranya digunakan menyiapkan cairan desinfektan untuk penyemprotan serentak di seluruh desa.

“Kita bersyukur sejak tahun 2018 mendapat bantuan dari ABPD Propinsi. Sedianya anggaran tersebut untuk infrastruktur, kita geser untuk penangan corona,” jelasnya.

Wargiyati mengungkapkan, sudah ada 30 warga perantau yang mudik di desanya. Saat ini, mereka masih diwajibkan menjalani isolasi di rumah masing-masing.

“Setiap pemudik yang datang, langsung didatangi bidan dan babinsa untuk dilakukan pengecekan. Yang sehat harus isolasi di rumah 14 hari, yang sakit langsung dibawa ke rumah sakit. Nanti setelah gedung ini siap, maka seluruh perantau akan kami isolasi di gedung ini,” imbuhnya.

Senada dengan Wargiyati, Nowo Sugiharto mengatakan, ada 7 pemudik yang berada di desanya. Para perantau itu kini tengah menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.

“Nanti kalau gedung isolasi di balai desa sudah siap, maka semua pemudik yang tiba langsung kami isolasi,” tutur Nowo

Saat meninjau ke kedua desa itu, Ganjar mengaku senang lantaran perintahnya langsung dikerjakan. Dia berharap, kerja cepat dari Wargiyati dan Nowo ditiru oleh kepala desa lain di Jateng.

Ganjar mengimbau kepada pemudik yang baru pulang dari merantau wajib menjalani isolasi di tempat khusus tersebut selama 14 hari. Ia meminta bantuan TNI/Polri menindak tegas pemudik yang menolak isolasi.

“Untuk pemudik yang pulang ke Desa kalau perlu diisolasi dulu dan tidak boleh bertemu dengan keluarga, serta bagi lansia yang ada di Desa juga termasuk kelompok rentan yang harus diamankan terlebih dahulu dari dampak penyebaran covid-19,” tegas Ganjar. (dbs/abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here