UNGARANNEWS.COM. PURWOREJO- Peringatan Puja Waisak tahun ini rencananya akan digelar istimewa oleh umat Budha Sekte Theravada Purworejo. Namun, adanya pandemi Covid-19 menjadikan rencana itu dibatalkan dan hanya digelar secara sederhana serta terbatas.
Salah satu penganut Budha Theravada saat ditemui di Wihara Buddhaloka Purworejo, Vijjasiri Widyarini, menyebut perayaan Waisak yang lebih istimewa itu sebenarnya akan dilakukan untuk sekaligus meresmikan keberadaan wihara. Bangunan yang berada di belakang Pasar Baledono itu kini telah selesai dipugar atas bantuan dari berbagai donatur.
“Baru di tahun ini proses pembangunan yang sudah dilakukan beberapa tahun ini selesai. Tapi rencana itu tidak dilakukan karena sesuai kebijakan dari Jateng, bahwa tidak ada perayaan dalam detik-detik Waisak,” sebut Widyarini, Kamis (7/5/2020).
Menurut Rini, Wihara Buddhaloka yang memiliki dua lantai itu sekarang dpat digunakan secara optimal. Altar Budha yang berada di lantai dua lebih luas.
“Karena ada Covid-19, ya kita tetap merayakan Waisak tapi dalam suasana terbatas saja,” jelasnya.
Kendati ada kebijakan tidak menyelenggaraan perayaan detik-detik Waisak, di Wihara Buddhaloka tetap dilakukan. Dari sekitar 150 orang anggota, hanya sekitar 3 orang yang mengadakan upacara.
“Khusus untuk warga yang lain diarahkan untuk menyelenggarakan peringatan di rumah masing-masing,” kata Rini yang juga guru Agama Budha ini.
Sementara itu, Sekretaris Wihara Mendut Wahyu Utomo di Magelang, Rabu, mengatakan perayaan Waisak 2564 BE/2020 berbeda dengan Waisak tahun-tahun lalu, karena saat ini terjadi pandemi COVID-19.
“Biasanya kami di Candi Mendut dan Candi Borobudur ada acara nasional dihadiri ribuan umat, tetapi tahun ini kita mengikuti imbauan dari pemerintah dan juga institusi tertinggi kami, yaitu melaksanakan Waisak di rumah,” katanya.
Ia juga mencontohkan bahwa perayaan Waisak di wihara hanya orang-orang tertentu dengan jumlah terbatas.
“Jadi prosesi dari Mendut ke Borobudur seperti tahun-tahun kemarin tidak ada. Tahun ini memang tidak mengadakan prosesi tersebut sesuai dengan anjuran pemerintah untuk tidak berkerumun,” katanya.
Ia menuturkan pada Waisak tahun ini masing-masing majelis memiliki tema sendiri-sendiri, tetapi hal itu tidak menjadi masalah.
“Kami dari Majelis Theravada temanya adalah ‘Kegotongroyongan untuk menjaga persatuan dan keamanan di Negara Indonesia’,” katanya.
Ia mengimbau umat Buddha tidak perlu merayakan Waisak di wihara untuk menghindari berkerumun, tetapi mereka cukup merayakannya di rumah. (dbs/tm)