UNGARANNEWS.COM. TUNTANG- Sosok perekam video dugaan persekusi terhadap anak-anak di Tuntang akhirnya menyampaikan permintaan maaf. Diana (17) warga Dusun Petet RT 07 RW 01 Kelurahan/Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang menyampaikan kepada wartawan yang menemuinya.
Sebelumnya, Diana juga sudah menyampaikan permintaan maaf sekaligus klarifikasi kejadian yang sebenarnya di akun facebook Dunia Hiburan dan Sosial. Dia mengaku tidak sengaja hingga video tersebut menjadi viral di media sosial.
“Saya tidak ada maksud untuk membuat video itu menjadi viral. Maka saya minta maaf yang sebesar-besarnya,” jelas Diana kepada wartawan, Rabu (13/5/2020).
Diungkapkan DN, jika dirinya tidak mengunggah video dua anak berkelahi, diakui masih keluarganya sendiri itu, ke media sosial manapun, kecuali hanya sebagai status di whatsApp saja.
“Awalnya video tersebut hanya saya buat status di whatsApp. Saya tidak bermaksud menyebar, saya hapus 10 menit setelah saya unggah,” ujarnya.
Diakui, pengambilan gambar saat kejadian pada Selasa (12/5/2020). Dia hanya iseng membuat video dua saudara saya yang sedang main-main berkelahi. Dia mengetahui keduanya tidak benar-benar berkelahi.
“Saya sudah hapus di status WA, tapi beberapa waktu kemudian tiba-tiba ada yang mengupload di media sosial Facebook,” ungkapnya.
Diana mengaku dirinya sangat menyayangkan adanya penambahan narasi yang tak sesuai dengan fakta sebenarnya pada video yang disebar tersebut. Hingga saat ini dia tidak mengetahui siapa yang pertama kali mengunggah video tersebut ke facebook.
Sementara itu, ibu bocah berkaos hijau yang terlihat dipukuli di video mengatakan hubungannya dengan orangtua bocah bercelana merah yang memukuli anaknya masih keluarga.
“Kejadian sudah dimediasi di Polsek Tuntang. Tapi belum ada permintaan maaf. Saya menunggu etikad baik keluarga VN (bocah bercelana merah, red). Saya ingin damai karena masih saudara,” ujar Vella Widyaningtyas (28), ibu kandung BIN (bocah bekaos hijau, red) saat ditemui wartawan di rumahnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Semarang, Romlah menanggapi video dugaan persekusi anak-anak di Tuntang, mengatakan sudah mengklarifikasi perekam video yang viral tersebut.
Disebutkan si perekam bukan ayah pelaku seperti yang ramai di media sosial, melainkan seorang kerabat perempuan berusia 17 tahun.
“Kita akan lakukan pendampingan (perekam video, red) untuk edukasi apa yang ada di benaknya karena divideokan kemudian pasang status,” kata Romlah kepada wartawan di kantornya.
Pihak BP3AKB dan aparat sudah mendatangi lokasi untuk melakukan klarifikasi. Diketahui dari pengakuan keluarga, jika kedua bocah tersebut sedang bermain. Kedua bocah dalam video masih saudara kakak sepupu, pelaku berusia sembilan tahun badannya lebih besar dan korban berusia enam tahun badannya kecil.
“Kami datang untuk memastikan apakah anak-anak itu sudah mendapatkan haknya, hak untuk aman, hak untuk selamat, hak untuk bermain. Video itu mungkin tidak lengkap ya, setelah penelusuran, konteksnya bermain,” jelasnya.
Saat tim BP3AKB datang ke lokasi, menurut Romlah, keduanya sudah kembali bermain bersama. Dia menyampaikan pesan kepadda orangtua mereka untuk memperketat pengawasan agar ketika anak-anak bermain agar aman dan nyaman.
“Saya ketahui mereka baik-baik saja, sudah bermain bersama, dan di rumah itu juga tidak terlihat ada masalah,” tegasnya. (dbs/abi/dtc/tm)