UNGARANNEWS.COM. PEKALONGAN- Plaza Pekalongan dipadati pengunjung meski di tengah pademi corona, Selasa (19/5/2020) sore. Mulai dari parkiran depan mal tampak penuh kendaraan. Di pintu masuk, para pengunjung diwajibkan memakai masker.
Jika ditemukan ada yang tidak menggunakan masker maka dilarang masuk. Petugas mal juga memberlakukan social distancing di titik antrean masuk.
Para pengunjung kemudian menjalani pemeriksaan suhu tubuh dan diarahkan mencuci tangan dengan hand sanitizer yang sudah disiapkan petugas.
Di dalam mal, petugas juga memberlakukan pengaturan jarak dengan menggunakan penanda lakban warna hitam untuk mengantre kembali masuk ke bagian display baju. Demikian juga dengan antrean kasir.
Tak hanya itu, Tim Gugus Tugas menggelar rapid test secara acak terhadap pengunjung dan karyawan mal.
“Ada 52 rapid test, baik pada para pengunjung maupun karyawan. Alhamdulillah hasilnya negatif semuanya,” kata Wakil Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid di lokasi, Selasa (19/5/2020).
Pihaknya juga menekankan pada pengelola mal untuk tetap melakukan protokol kesehatan, termasuk pada titik-titik antrean masuk mal maupun di kasir.
“Kesadaran pengunjung hari ini alhamdulillah sudah ada peningkatan yang signifikan, tidak seperti sebelumnya yang sempat viral di sosial media,” kata Aaf kepada detikcom.
Sementara itu, dokter paru dari Omni Hospitals Pulomas Jakarta, dr Frans Abednego Barus, SpP, memperingatkan massa yang memadati tempat keramaian. Meski mereka memakai masker belum tentu aman.
Pasalnya, pasien positif corona yang memakai masker bukan berarti tidak menimbulkan risiko terjadinya penularan.
“Jadi kalau ditanya apakah masih bisa menular? Iya sepanjang dia melakukan dengan baik sih penularannya akan kecil,” ujar dr Frans, Selasa (19/5/2020).
Menurutnya, banyak masyarakat masih belum mematuhi pemakaian masker yang benar. Selain itu, penggunaan masker menurut dr Frans, hanya menurunkan risikonya, tidak memutus penularan.
“Pemakaian masker di masyarakat itu kadang-kadang tidak mematuhi pemakaian masker yang benar. Kita tidak pastikan penularan akan terjadi. Kan itu menurunkan risiko penularan, bukan penularannya tidak terjadi,” tambahnya. (dtc/tm)