Pemandangan wisata alam kawasan Bukit Krendo Wahono, desa Semowo, kecamatan Pabelan, bakal dilengkapi Down Hill Track. FOTO:IST

UNGARANNEWS.COM. PABELAN- Pilihan desa wisata di Kabupaten Semarang akan segera bertambah. Tekad warga Desa Semowo Kecamatan Pabelan untuk menjadikan desanya sebagai tujuan wisatawan sudah membulat.

Tak tanggung-tanggung, akan dibangun jalur bersepeda turun bukit (down hill track) sebagai andalan.

“Ada dua bukit di desa kami yang bisa dikembangkan sebagai jalur olah raga bersepeda. Harapannya akan menjadi andalan Semowo sebagai desa tujuan wisata,” terang Kepala Desa Semowo Nurul Huda yang dihubungi via telepon, Minggu (10/10/2021) malam.

Sebagai langkah awal, lanjutnya, Pemdes Semowo menggelar lomba pembuatan logo desa. Tujuannya untuk menegaskan jenama Semowo sebagai desa yang maju dan kaya sumber daya alam. Selain itu juga didukung potensi pertanian yang unggul. Terpilih sebagai logo terbaik karya Ismalia Ratih Anjardini.

Pada bulan Oktober atau November ini Pemdes Semowo akan studi banding ke Kulon Progo. Di sana akan dikaji pengelolaan down hill track yang telah berjalan.

Kasi Pengembangan Produk Wisata Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang Taufik Haryanto yang bertindak selaku juri lomba menilai langkah branding Desa Semowo sebagai tujuan wisata dengan penentuan logo desa sangat tepat.

“Logo menjadi penanda kesiapan dan kesungguhan Desa Semowo menjadi desa wisata kedepannya,” tegasnya.

Sementara itu, Kasi pelayanan Pemdes Semowo, Daim Abadi yang dihubungi terpisah menyatakan hal serupa. Diterangkan dua bukit yang akan digarap jadi andalan wisata alam itu di Dusun Tawangsari dan Dusun Mendoh Kidul.

“Selama ini sudah ada pengunjung yang berkemah di sana. Jadi, selain jalur bersepeda turun bukit juga akan ada camping ground,” terangnya.

Selama ini pengunjung menikmati panorama alam yang sangat indah dari kedua bukit itu. Di pagi hari, lanjut Daim, dapat disaksikan pemandangan elok hamparan sawah di bawah kaki Gunung Merbabu, Telomoyo, Ungaran dan Merapi.

Selain itu atraksi seni tari tradisional Rodhat akan dijadikan pendukung. Ada pula tradisi sadranan di Punden Kleri setiap tahun dan dihadiri ratusan warga termasuk warga perantau. (hms/abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here