Wali murid kelas 1 dan 3 SDIT Al Furqon membentangkan kain berisikan penolakan katering yang disediakan sekolah. FOTO:HERMAS

UNGARANNEWS.COM. TEGAL- Dipicu jatah katering makan siswa yang dibagikan sebelumnya basi dan tidak bisa dikonsumsi anak didik, ratusan wali murid kelas 1 hingga 3 SDIT Al Furqon Slawi, Kabupaten Tegal menggelar aksi unjuk rasa.

Wali murid yang kebanyakan ibu-ibu itu menuntut pihak yayasan dan sekolah tersebut menghentikan pemesanan katering. Sebab, jatah katering makan siswa yang dibagikan sehari sebelumnya basi dan tidak bisa dikonsumsi anak didik.

Aksi unjuk rasa para wali murid itu dilakukan dengan cara membubuhkan tanda tangan di kain putih yang kemudian dibentangkan. Hal itu sebagai bentuk protes agar pihak yayasan dan sekolah menghentikan pemesanan katering tersebut. Apalagi jatah makan basi itu diduga tidak hanya dilakukan sekali itu saja.

Salah satu wali murid kelas 3 AIis (39), menyatakan bahwa sajian katering basi yang diterima anaknya bukan hanya kali ini saja terjadi.

”Berulang kali katering yang diterima siswa basi, keras, dan kecut. Namun pihak penyedia katering hanya cukup meminta maaf dan maaf,” katanya yang dibenarkan ratusan wali murid lainnya.

Ditambahkan wali murid lainnya, Ida (34) bahwa keharusan memesan katering sempat dihilangkan pihak sekolah dan dihidupkan kembali beberapa tahun terakhir ini. Dia menjelaskan, pengelolaan katering di sekolah itu dibagi dua. Kelas 1 hingga 3 dikelola pihak katering dari wilayah Kota Tegal dan untuk kelas 4 hingga 6 dikelola oleh katering yang berbeda.

”Yang bermasalah selama ini katering yang dikonsumsi untuk siswa kelas 1 hingga 3. Kejadian Kamis (8/8) lalu, catering yang dibagikan ke anak berisikan ikan lele yang sudah basi dan menebarkan bau tidak sedap. Bahkan ustazah yang mengajar di kelas sempat mau muntah ketika membuka kotak catering siswa yang sudah dibagikan,” ujarnya.

Setelah kejadian itu, lanjut dia, pihak penggelola katering menggantinya dengan roti. Itu pun diberikan menjelang sore. ”Pemesanan katering di sekolah tersebut menjadi sebuah keharusan dan dibayarkan bersama uang SPP setiap bulannya yang besarannya mencapai Rp 400 ribu,” jelasnya.

Untuk menenangkan para wali murid, Ketua Yayasan SDIT Al Furqon dr Nelly bersama Kepala SDIT tersebut, Abu Hasan Salidi dan pihak pengelola katering sempat menggelar dialog dan menampung keluhan wali murid tersebut.

Namun, suasana menjadi ricuh lantaran pihak penyedia jasa katering hanya meminta maaf dan berupaya menyebarkan angket untuk menentukan apakan katering tersebut akan dilanjutkan atau dihentikan. Beruntung Ketua Komite Sekolah Bekti berhasil menenangkan wali murid dan meminta pihak sekolah dan yayasan mencari solusi.

Dalam kesempatan itu, Dr Nelly didampingi Abu Hasan Salidi memastikan bahwa berdasarkan musyawarah, katering akan dihentikan sementara sambil menunggu polling angket yang akan dibagikan kepada semua murid.

”Pada dasarnya yayasan ini murni untuk pengembangan dakwah dan sekolah. Kami tidak mencari keuntungan sepeserpun dari kegiatan yang digulirkan selama ini,” ujarnya, Sabtu (10/8/2019). (ara/tm)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here