Kasat Reskrim Polres Sukoharjo, AKP Gede Yoga Sanjaya. FOTO:HMS/IST

UNGARANNEWS.COM. SUKOHARJO- Pelaku Arisan Online fiktif meski lihai saat memperdayai satu per satu para korbanya, namun sebenarnya dia ketakutan jika bertemu langsung dengan para nasabahnya. Hal itu terungkap dari hasil pemeriksaan pelaku di Mapolres Sukoharjo.

Kasat Reskrim Polres Sukoharjo, AKP Gede Yoga Sanjaya mewakili Kapolres Sukoharjo, AKBP Iwan Saktiadi,  mengatakan pelaku TR (29), warga Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, sempat hidup berpindah-pindah alias nomaden karena menyadari dirinya mulai dicari kelompok arisan online fiktif yang dikelolanya.

“Dia sempat berpindah-pindah, kadang tidur di hotel kadang tidur di rumah temannya,” katannya. Hal tersebut yang membuat pihak Kepolisian kesulitan untuk menangkap TR.

Namun beberapa waktu lalu, pelaku diamankan Satreskrim Polres Sukoharjo saat dalam perjalanan di kawasan Desa Banaran, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo (sebelum diberitakan digerebek dalam sebuah rumah, red).

Akal bulus pelaku, lanjut Kasat Reskrim, selama membuka Arisan Online pelaku tidak pernah mempertemukan nasabah dengan kelompok arisan tersebut. Dia hanya modal broadcast melalui WA, kelompok arisan ini tidak pernah bertemu, transaksi dilakukan melalui transfer ATM.

“Maka bisa dikatakan jika peserta yang ditawarkan itu juga fiktif,” terangnya. Dalam transaksinya, TR menggunakan ATM milik adiknya, namun dalam hal ini adik TR tidak mengetahui apa-apa.

Kasat Reskrim menambahkan, dalam arisan online fiktif ini, TR ini mengajak teman-temannya. Pasalnya, TR pernah memiliki butik sehingga temannya banyak, lalu diajak ikut dalam kelompok arisan yang dibuat.

Diberitakan sebelumnya, arisan yang dikelola TR sudah berjalan sejak tahun 2018 silam.  Modusnya, TR membuat beberapa kelompok arisan bulanan melalui aplikasi Whatsapp (WA). Setelah pengundian, TR justru kabur dengan membawa uang arisan tersebut.

Menurut keterangan salah satu korbannya, UG saat melapor, arisan tersebut dijalankan secara online dengan nominal arisan Rp 2,5 juta perslot. UG mengaku tidak tahu pasti jumlah peserta arisan. Ia diberi informasi saat setoran bulan ke 7 bulan Maret 2019, ia mendapat arisan sebesar Rp 30 juta.

Setelah UG mulai percaya, ia mulai diperdaya oleh pelaku, yakni dengan ditawari untuk menggantikan slot arisan orang lain yang mengundurkan diri. Terhitung ada 11 kali penawaran peralihan slot arisan, mulai dari Rp 7 juta per slot hingga Rp 50 juta.

“Korban mulai merasa tertipu pada bulan Juni, saat mencoba menanyakan dan meminta uangnya, tapi pelaku tidak bisa dihubungi lagi,” imbuhnya. (hms/abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here