Kapolsek Sumurpangang Kompol Wartoyo berdialog dengan anak yang diduga hilang digondol mahluk halus di Jalan Temanggung RT 2 RW V, Kelurahan Margadana, Jumat (1/11). FOTO:IST/RATEG

UNGARANNEWS.COM. TEGAL- Kisah anak balita hilang digondol makhluk ternyata masih ada. Di Kelurahan Margadana, Kecamatan Margadana, Kabupaten Tegal digegerkan hilangnya anak berumur lima tahun bernama  Sri Wahyuning. Anak dari pasangan Darwati dan Rosidin itu dikabarkan sempat hilang selama dua jam.

Kejadian dialami bertepatan waktu Magrib. Anehnya anak itu ditemukan setelah ibunya menjalani ritual telanjang. Sontak kabar menyeruak membuat warga beramai-ramai mendatangi rumahnya di Jalan Temanggung RT 2 RW V, Kelurahan Margadana, Kecamatan Margadana.

Warga menduga hilangnya anak tersebut digondol mahkluk halus atau yang biasa warga setempat sebut Kalong Wewe. Diceritakan Darwati, kejadian bermula saat dirinya yang berprofesi sebagai penjual soto hendak melayani pembeli.

Saat itu, sekitar pukul 18.00, setelah memandikan Sri, Darwati keluar rumah membawa anaknya yang belum berpakaian. Sri ditaruh di teras samping tempat dia berjualan. Saat melayani pembeli, Sri dibiarkan sendirian bermain di teras.

”Saat itu saya melayani pembeli, pas saya tengok, tiba-tiba Sri sudah tidak ada di tempatnya,” tuturnya.

Sontak hal itu membuat Darwati bingung. Ia pun memanggil suaminya, Rosidin untuk mencari keberadaan Sri. Keduanya berusaha mencari anaknya kemana-mana, mulai sudut rumah, kolong meja, lemari hingga kamar mandi.

Namun Sri tidak ditemukan. Karena hampir putus asa, akhirnya Rosidin meminta bantuan ketua RW dan warga sekitar untuk membantu mencari.

”Saya dan istri bingung saat anak kami hilang, sudah dicari kemana-mana tidak ketemu,” ungkap Rosidin.

Rosidin kemudian teringat bahwa peristiwa serupa pernah terjadi menimpa mantan suami istrinya yang pertama sewaktu kecil di rumah yang sekarang dia tempati.

Kala itu, mantan suami istrinya pernah bercerita hilang di rumah tersebut dibawa makhluk halus beruwujud Kalong Wewe (mahkluk halus berjenis kelamin perempuan, red). Dari situ, keluarganya mengajak warga sekitar membunyikan tetabuhan hingga akhirnya orang yang hiulang itu kembali ditemukan.

”Berdasarkan pengalaman itu, saya kemudian mengumpulkan warga sebanyak 25 orang. Mereka saya minta untuk membunyikan tetabuhan dan berpencar mencari keberadaan Sri. Bahkan, ibu-ibu juga ikut mencarinya sambil membunyikan tetabuhan menggunakan alat masak, seperti panci dan wajan, ungkap Rosidin.

Karena tak kunjung ditemukan, ibu kandung korban, Darwati, kemudian melakukan ritual berjalan telanjang mengitari pekarangan samping rumahnya.

”Setelah ritual itu dilakukan, sekitar pukul 20.00, ada warga yang melihat Sri berdiri di depan pintu rumahnya dalam kondisi basah kuyup dan tidak berpakaian. Padahal sebelumnya, warga berkali-kali melewati depan pintu rumah itu tetapi tidak melihat keberadaan Sri di sana,” ungkap Ketua RW V M. Tarso Supriadin.

Setelah Sri ditemukan, salah satu warga yang bernama Tanti berteriak memanggil ibunya. Darwati bersama warga pun memburu Sri. Tampak saat itu Sri dalam kondisi syok. Melihat itu, Darwati merasa lemas dan hampir pingsan.

”Semalaman Sri tidak bisa diajak berkomunikasi. Barulah keesokan harinya, Sri bisa diajak bicara,” kata Supriadin.

Dengan adanya kejadian tersebut, Kapolsek Sumurpangang Kompol Wartoyo pun ikut datang. Saat di lokasi, dia mengatakan bahwa pihaknya baru mendalami kejadian tersebut. Polsek berpesan kepada semua warga untuk kembali menghidupkan Kamtibmas agar kejadian serupa tidak terulang.

”Saya tidak tahu pasti, semua kemungkinan bisa saja terjadi, namun kami tetap mendalami kasus tersebut,” katanya, Jumat (1/11/2019). (rateg/tm)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here