Abdi dalem mengusung gunungan dalam rangkaian kirab dari Keraton Kasunanan Surakarta menuju Masjid Agung. FOTO:FB/IST

UNGARANNEWS.COM. SOLO– Tradisi Grebeg Mulud di Kota Solo ditutup setelah berlangsung selama sepekan. Dua pasang gunungan diperebutkan masyarakat dalam puncak acara Sekaten, Grebeg Mulud di halaman Masjid Agung Surakarta, Sabtu (9/11/2019).

Dua pasang gunungan yang berisi bahan makanan dikirab dari Keraton Kasunanan Surakarta menuju Masjid Agung Surakarta. Gunungan tiba di halaman masjid sekitar pukul 10.45 WIB.

Satu pasang gunungan langsung menempati sisi utara dan selatan halaman masjid. Masyarakat yang sudah menanti pun tidak sabar ingin meraih bahan makanan yang ada pada gunungan.

Seharusnya gunungan didoakan terlebih dahulu baru mulai diperebutkan. Namun gunungan langsung diserbu masyarakat sebelum doa dimulai.

Gunungan ludes dalam waktu sekitar 10 menit. Sementara satu pasang gunungan lainnya dibawa kembali ke halaman keraton dan diperebutkan di sana.

Warga sudah kadung bersemangat berebut gunungan jaler dan estri. Dua gunungan itu menyimbolkan tugas laki-laki dan perempuan dalam kehidupan.

Gunungan jaler (laki-laki) berisi bahan makanan mentah seperti sayuran dan palawija sebagai simbol laki-laki bertanggung jawab mencari nafkah atau bahan makanan.

Sementara gunungan estri (perempuan) berbentuk kerucut terbalik berisi makanan olahan matang, melambangkan tugas istri mengolah bahan makanan menjadi hidangan siap saji.

Menurut Sekretaris Masjid Agung Surakarta, Abdul Basyit, gunungan merupakan simbol sedekah dari raja dan berkah.

“Semakin banyak gunungan yang dikeluarkan raja itu menandakan raja dapat rejeki yang melimpah. Jadi menandakan nikmat yang diturunkan Allah kepada raja disebarkan kepada masyarakat,” ujar Basyit.

Adapun Grebeg Mulud ini digelar sebagai peringatan hari lahir Nabi Muhammad. Grebeg Maulud digelar pada tanggal 12 bulan Rabiul awal atau bulan Mulud pada kalender Jawa.

“Ini digelar sebagai peringatan hari lahir Nabi Muhammad yang merupakan suri tauladan, dilahirkan untuk menyelamatkan umat. Ini diperingati di seluruh dunia. Di Solo diperingati dengan garebeg,” ujarnya. (dtc/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here