
UNGARANNEWS.COM. BANYUBIRU- Kecelakaan tenggelam di danau Rawa Pening kembali terjadi. Kali ini naas dialami Nasito (26) warga Dukuh Tomo RT.01 RW.03 Kelurahan Ngadirojo, Kecamatan Gladaksari, Kabupaten Boyolali, Sabtu (16/11/2019) malam.
Korban tenggelam diduga akibat tidak bisa berenang saat perahu yang tumpanginya kemasukan air. Saat kejadian korban menumpang perahu bersama seorang penjemput seusai memancing di Branjang yang ada di tengah Rawa Pening.
Kasubbag Humas Polres Semarang Iptu Budi Supraptono mengatakan, kejadian dialami korban di Rawa Pening masuk Dusun Tegalwuni, Desa Banyubiru, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang.
“Korban atas nama Nasito meninggal akibat tenggelam. Jenazah korban ditemukan tadi malam oleh tim SAR dan relawan setelah dilakukan pencarian. Korban saat ini sudah berada di rumah duka di Boyolali untuk dimakamkan,” ujar Iptu Budi kepada UNGARANNEWS.COM, Minggu (17/11/2019) pagi ini.
Kronologi kejadian, diceritakan Iptu Budi, korban bersama temannya, Sugiarto (26) warga Dusun Jetis, Desa Jlarem, Kecamatan Gladaksari, Boyolali, pada Minggu (16/11/2019) sekitar pukul 07.00 berangkat dari rumah untuk memancing ke Rawa Pening.
Sampai di sentra persewaan perahu di Tegalwuni, Banyubiru, keduanya bertemu dengan penyewa perahu, Eko Prabowo (35) warga Kelurahan Pojoksari RT 02 RW 01 Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang.
“Kedua pemancing sepakat menyewa perahu dan Branjang yang ditawarkan saksi Eko Prabowo dengan harga sewa Rp 100 ribu sehari. Saat itu keduanya ditawari apakah akan dijemput sore hari atau besok pagi. Keduanya menjawab minta dijemput sekitar pukul 17.30 wib,” jelasnya.
Menjelang rembang malam Eko menjemput kedua pemancing. Namun, karena perahu yang dibawa tidak bisa menampung tiga orang, ia meminta agar korban dan temannya itu dijemput satu per satu.
“Korban yang pertama kali dijemput dan naik perahu untuk menuju ke daratan. Sedangkan temannya, Sugiarto masih menunggu di Branjang. Namun saat perahu baru beranjak 8 meter dari Branjang mendadak kemasukan air,” papar Iptu Budi.
Awalnya air masuk lewat belakang perahu, korban sempat berusaha menguras air agar tidak tenggelam. Melihat kejadian tersebut penyewa perahu langsung lompat dan berenang kembali ke Branjang.
Naasnya, korban yang tidak bisa berenang bertahan di perahu sambil berusaha menguras air. Tidak berapa lama kemudian perahu terbalik, sedangkan korban langsung tenggelam.
“Saksi Eko dan teman korban langsung berteriak meminta teman-temannya yang didarat untuk memberikan pertolongan. Saat tim SAR dari BPBD dibantu relawan datang korban sudah tenggelam,” tambahnya.
Menurut Iptu Budi, pencarian korban memakan waktu cukup lama disebabkan lokasi yang gelap karena sudah malam juga angin bertiup kencang.
“Korban ditemukan tiga jam kemudian sekitar pukul 19.45 WIB. Korban ditemukan dalam keadaan sudah meninggal. Kejadian korban tenggelam ditangani petugas Polsek Banyubiru,” tandasnya.
Disebutkan, phak keluarga sudah menerima penyebab kematian korban karena murni tenggelam dan tidak ditemukan tanda-tanda penganiyaan. Keluarga minta agar jenazah korban tidak dilakukan ouptopsi.
“Jenazah korban tadi malam langsung dibawa pulang ke rumah duka. Rencana korban dimakamkan pagi ini,” pungkasnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Semarang Heru Subroto menanggapi atas kejadian ini mengimbau kepada para pemancing maupun penyewa perahu agar melengkapi diri dengan peralatan keselamatan di air, terutama baju pelampung.
Kondisi cuaca yang ekstrem sering terjadi hujan dan angin kencang membahayakan jiwa pemancing di tengah Rawa Pening. Pasalnya, sewaktu-waktu ombak besar datang jika mampu mengendalikan perahu bisa terbalik.
“Mohon semua pihak lebih berhati-hati ketika beraktifitas di Rawa Pening. Saat ini sudah memasuki musim hujan yang diawali dengan angin kencang. Lengkapi diri dengan penyelamat, seperti pelampung dan kondisi perahu yang memadai. Kami berharap jangan sampai ada korban lagi di Rawa Pening,” imbaunya. (abi/tm)