
UNGARANNEWS.COM. JAKARTA- Misteri keberadaan pimpinan kerajaan King of The King, Dony Pedro akhirnya terkuak. Lama tidak terdengar kabar perburuan pimpinan komplotan penipuan ini, dia ternyata tidak ngumpet melainkan diamankan di kesatuannya.
Ya, Dony yang selama ini mentahbiskan dirinya sebagai Presiden King of The King ternyata seorang prajurit TNI AD berpangkat letnan satu (lettu). Ia kini menjalani proses hukum di Polisi Militer TNI Angkatan Darat (Pom AD).
“Yang bersangkutan sudah mulai menjalani proses hukum sejak 31 Januari 2020 di Pomdam III/Siliwangi karena diduga telah melakukan tindak pidana penipuan,” kata Kadispenad Brigjen Candra Wijaya, Rabu (5/2/2020) dilansir dari detikcom, Kamis (6/2/2020) pagi.
Chandra mengatakan Dony Pedro merupakan anggota Pusat Kesenjataan Infanteri atau Pussenif, di Kota Bandung, Jawa Barat. Status keprajuritannya juga masih aktif.
Namun berdasarkan pengakuan salah satu pengikutnya, Juanda, Dony juga pernah bertugas di Badan Intelijen Strategis (BAIS). Dony menunjukkan kartu keanggotaanya kepada Juanda.
Di kartu berwarna hijau yang ditunjukkan kepada detikcom, tertera foto pria bernama Dony Pedro. Tertera Nomor Registrasi Pusat (NRP) 623235. Jabatannya Perwira Pratama (Pama). Berdinas di kesatuan Pussenif.
Kartu itu dikeluarkan di Bandung, 1 Agustus 2012. Kartu juga diteken oleh Brigjen Agung Risdhianto, MDA, selaku Komandan Pussenif dengan stempel berwarna biru.
Adapun kartu berikutnya merupakan surat tugas Badan Intelijen Strategis TNI dari satuan Intelijen. Pada kartu berwarna pink itu tertera nomor ST /80/II/2005-SI. Surat itu dikeluarkan di Jakarta pada 11 Februari 2005 dan berlaku hingga 28 Februari 2006.
Sementara itu, menuntaskan kasus ini Polres Kutai Timur, Kalimantan Timur (Kaltim), fokus merampungkan berkas perkara 2 kaki tangan Dony Pedro di Kaltim.
“Berkas dua orang tersangka tinggal dilengkapi,” ujar Kasat Reskrim Polres Kutai Timur, Kaltim, AKP Ferry Putra Samodra.
Dua orang kaki tangan King of The King Dony Pedro yang menjadi tersangka di Kaltim berinisial BU dan Z. BU dan Z bergerak mencari pengikut dan meminta setoran per orang Rp 1,75 juta. Para pengikut diming-imingi pengembalian duit hingga Rp 3 miliar.
BU dan Z, merekrut 93 orang di Kaltim yang tersebar di Samarinda, Berau, dan Kutai Timur. Total duit setoran pengikut Indonesia Mercusuar Dunia (IMD) di Kaltim mencapai Rp 50 juta. (dtc/tm)