UNGARANNEWS.COM. SEMARANG- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menolak warga negara Indonesia (WNI) mantan anggota ISIS asal Jawa Tengah kembali pulang dari Suriah dan beberapa negara Timur Tengah lainnya.
Wacana pemulangan 660 WNI eks ISIS ke Indonesia menguat. Pemerintah akan menghelat rapat terbatas untuk memutuskan bakal memulangkan atau tidak para WNI tersebut.
“Yang saya tunggu kembali ke Tanah Air itu WNI asal Jateng yang sukses di luar negeri, bukan mereka (WNI eks ISIS, red),” kata Ganjar saat dihubungi wartawan melalui telepon di Semarang.
“Yang di luar negeri itu jelas bukan tanggung jawab kami, apalagi mereka sudah dengan sengaja membakar paspor WNI,” tambahnya
Sikap tegas Ganjar memantik reaksi dari sejumlah kalangan, menanyakan tindakan Ganjar bisa dikenakan sangkaan melanggar hak asasi manusia (HAM).
“Melanggar HAM bagaimana? Justru mereka (eks ISIS, red.) itu yang melanggar HAM dengan sadis. Coba lihat mereka melanggar HAM tidak? Mereka malah supersadis, ‘nyembelih’ orang, kok, bukan pelanggaran HAM,” kata Ganjar usai mengisi acara Rakernas Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) di Asrama Haji Donohudan, Kabupaten Boyolali, Sabtu (8/2/2020).
Menurut Ganjar, pemulangan eks ISIS ke Indonesia justru menimbulkan kontradiksi karena yang bersangkutan sudah tidak mengakui bahwa mereka adalah warga negara Indonesia (WNI).
“Dia negaranya mana? Lo, ‘kan paspor saja sebagai data keindonesiaannya sudah dibakar berarti sudah tidak mau dengan kita. Wong sudah tidak mau dengan kita, kok, mau diterima, ‘kan aneh,” ujarnya.
Ditanya ada berapa warga Jawa Tengah yang tergabung dengan ISIS, Ganjar mengaku tidak tahu sebab mereka tidak pamit saat meninggalkan Indonesia.
“Ya, tidak tahu, perginya juga tidak pamit saya,” kata Ganjar dalam bahasa Jawa.
Secara khusus, Ganjar meminta pemerintah pusat untuk berhati-hati dalam menentukan sikap terkait dengan rencana pemulangan eks ISIS ke Indonesia.
“Saya bisa dan berani memberikan kesaksian-kesaksian dari yang ada di lapangan kalau memang dibutuhkan,” ujar politikus PDI Perjuangan itu seperti dirilis dari antara. (ant/tm)