
UNGARANNEWS.COM. BANGKOK- Negeri ‘Gajah Putih’ Thailand berduka. Seorang tentara berpangkat sersan mayor (Serma) melakukan penembakkan brutal di sebuah mal setelah sebelumnya menembak mati komandannya. Insiden ini menyebabkan 29 orang tewas, dan 57 orang luka-luka.
Keterangan dihimpun UNGARANNEWS.COM dari berbagai media massa menyebukan, pelaku brutal tersebut Serma Jakrapanth Thomma. Ia ditembak mati petugas saat bersembunyi di Mal Terminal 21, Nakhon Ratchasima, Minggu (9/2) waktu setempat. Tewasnya Jakrapanth sekaligus mengakhiri drama 17 jam yang mencekam di salah satu kota di Thailand tersebut, lansir AFP.
Pejabat setempat menceritakan, operasi yang melibatkan ratusan personel langsung melakukan pengepungan. Sejumlah pengunjung mal yang disandera berhasil dibebaskan.
“Polisi menembak mati si pelaku dan menyelamatkan delapan sandera. Beberapa di antaranya terluka,” kata salah satu sumber keamanan.
Penembakan mulai terjadi sekitar pukul 3 sore waktu setempat pada Sabtu, ketika tentara tersebut memberondongkan peluru ke sebuah rumah sebelum bergeser ke pangkalan militer dan kemudian menyasar pusat perbelanjaan di Nakhon Ratchasima, timur laut Thailand.
Motif keberutalan Jakrapanth diduga karena dendam pribadi. Dugaan itu diungkap oleh Perdana Menteri Thailand, Prayut Chan-O-Cha. Prayut menyebut Jakrapanth punya dendam karena telah ditipu soal kesepakatan tanah. Namun, tak dirinci kesepakatan tanah dimaksud dan hubungannya dengan aksi dia menembak komandan dan warga sipil di mal.
Terlepas dari motif tersebut, PM Prayut berharap penembakan di Thailand ini menjadi kasus pertama daan terakhir.
“Ini belum pernah terjadi sebelumnya di Thailand, dan saya harap ini menjadi kasus terakhir kali,” kata Prayut dilansir Reuters, Minggu (9/2).
Aksi itu berawal dari sebuah insiden di markas militer. Jakrapanth menembak komandannya dan dua orang lainnya. Ia juga mencuri senapan dan kendaraan dari gudang senjata, lalu kabur ke mal Terminal 21 di kota Nakhon Ratchasima.
Di sana, Jakrapanth menembak para pengunjung secara acak dan brutal. Sebanyak 57 orang terluka, sementara 25 orang lainnya tewas. Total 29 orang tewas dalam aksi ini, yakni 3 orang di markas militer, 25 di mal, dan 1 orang adalah Jakrapanth yang ditembak mati.
Jakrapanth sebelumnya sempat bersembunyi di basemen. Polisi membutuhkan waktu 17 jam untuk menembak tentara tersebut, karena khawatir ada pengunjung yang ia sandera di basemen.
Jakrapanth sempat mempublikasikan aksi penembakannya itu lewat fitur live Facebook. Ia juga mengunggah foto selfie dan menulis status: “haruskah saya menyerah?” dan “tidak ada yang bisa lolos dari kematian”, “Saya lelah … saya tidak bisa lagi menarik jari saya.”
Sebelumnya pada hari yang sama, ia menulis di laman Facebook-nya bahwa “kematian tidak bisa dihindari untuk semua orang”. Dia juga mengunggah foto yang tampaknya merupakan foto tangannya memegang senjata.
Media lokal menunjukkan rekaman tentara itu keluar dari mobil di depan pusat perbelanjaan dan melepaskan serangkaian tembakan hingga membuat orang berlarian. Suara tembakan dapat terdengar di video.
Satu video dari saksi mata menunjukkan seorang pria berlumuran darah di sebuah mobil. Tidak jelas apakah dia termasuk korban yang tewas. Video lain memperlihatkan ada empat orang, yang jelas telah ditembak dan tidak menunjukkan tanda-tanda gerakan.
Facebook menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan keluarga mereka dan menyatakan tidak ada tempat di Facebook bagi siapa pun yang melakukan atau mendukung kekejaman semacam itu.
“Kami telah menghapus akun penembak dari layanan kami dan akan bekerja sepanjang waktu untuk menghapus konten yang melanggar terkait dengan serangan ini segera setelah kami menyadarinya,” katanya. (jpnn/kum/tm)