Khoirunnisa Nur Cahyani Sukmaningdyah, salah satu korban meninggal saat susur sungai dimakamkan hari Sabtu (22/2/2020), bertepatan hari ulang tahunnya di makam Dusun Karanggawang Girikerto, Turi. FOTO:TRIBUNJOGJA

UNGARANNEWS.COM. SLEMAN- Sabtu (22/2) kemarin merupakan hari ulang tahun (ultah) yang ke-13 bagi Khoirunnisa Nurcahyani Sukmaningdyah. Akan tetapi tak ada lagi tawa dan keceriaan yang dipancarkan oleh siswi SMP Negeri 1 Turi, Sleman, tersebut.

Khoirunnisa merupakan salah satu korban meninggal yang hanyut saat mengikuti kegiatan Pramuka beragendakan susur Sungai Sempor. Kejadian nahas itu terjadi pada Jumat (21/2).

Dan tepat di hari ulang tahunnya, keluarga harus merelakan dan mengantarkan Khoirunnisa ke tempat peristirahatan terakhir di pemakaman Desa Girikerto, Turi, Sleman.

Prosesi pemakaman siswa SMP tersebut berlangsung haru. Isak tangis keluarga dan orang terdekat mengiringi proses pemakaman Khoirunnisa.

Khoirunnisa merupakan satu dari delapan siswa SMPN 1 Turi yang ditemukan meninggal dunia karena hanyut. Tujuh orang lainnya adalah Sovie Aulia; Arisma Rahmawati; Nur Azizah; Lathifa Zulfaa; Evieta Putri Larasati; Faneza Dida; dan Nadine Fadilah.

Kini hari bahagia Khoirunnisa justru berubah jadi duka saat seluruh anggota keluarga justru menghantarnya di peristirahatan terakhir.

Adapun suasana duka pemakaman Khoirunnisa semakin pilu saat Wabup Sleman, Sri Muslimatun melepas kepergiannya dengan sebuah pidato singkat.

“Kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya anak kita, Khoirunnisa Nurcahyani Sukmaningdyah yang hari ini bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-13 persis jatuh hari ini,” demikian potongan sambutan Wabup Sleman Sri Muslimatun yang dibacakan dalam bahasa jawa.

Khoirunnisa Nurcahyani Sukmaningdyah adalah salah satu korban meninggal dalam kegiatan susur sungai anggota pramuka SMPN 1 Tur.

Masih Trauma

Adapun kegiatan outbond pramuka SMPN 1 Turi ini dilaksanakan di wilayah Outbound Valley Sempor Dukuh, RT.03/RW.10, Ngentak Dukuh, Donokerto, Kecamatan Turi, Jumat (21/2/2020) sore.

Sungai tiba-tiba banjir hingga menyeret ratusan siswa yang ikut serta dalam kegiatan tersebut.

Ahmad Bakir dan Dani Wahyu W yang merupakan siswa kelas 8 SMPN 1 Turi menceritakan bagaimana kronologis peristiwa tersebut.

Mereka merupakan korban yang berhasil selamat dari peristiwa tersebut.

Ahmad menyampaikan bahwa saat awal kegiatan, rombongannya berada di belakang namun saat perjalanan mereka bisa mendahului kelompok lainnya hingga di depan.

“Saat itu airnya biasa, paling tinggi sepaha. Tapi tidak terasa airnya tiba-tiba naik, cuma kerasanya Makin kencang arusnya,” katanya.

Dia berserta rombongan pun segera berinisiatif untuk menepi.

“Waktu itu masih ada yang terjebak di tengah dan kita minta untuk tidak panik,” katanya.

Dia pun berupaya menolong mereka menggunakan akar pohon (sulur) untuk menarik siswa yang terjebak di tengah.

Di sisi lain, Dani Wahyu W mengatakan pada saat air mulai deras, dia melihat ada beberapa siswi yang hanyut.

“Ada dua orang hanyut, saya langsung reflek meloncat dan menolong mereka. Kondisinya sudah lemas karena terguling-guling di Aliran air,” katanya seperti dilansir dari tribunjogja.

Akibat kejadian ini, mereka juga merasakan trauma yang cukup mendalam.

Terlebih lagi, salah satu kawan sekelasnya ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa. (dbs/tm)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here