Karangan bunga bertuliskan "Duka Cita atas Matinya Hati Nurani" berjejer di depan TPU Sewakul, Bandarjo, Ungaran Barat, Sabtu (1/4/2020). FOTO:IST/UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. UNGARAN TIMUR- Peristiwa penolakan jenazah perawat positif Covid-19 oleh sekelompok warga RT 6/RW 8 Sewakul, Kelurahan Bandarjo, Ungaran Barat mengundang aksi simpati masyarakat luas dari berbagai kalangan.

Di berbagai media sosial publik ramai menyerang sosok Ketua RT 6 Sewakul, Purbo yang dinilai paling aktif dan provokatif saat melakukan penolakan pemakaman. Empati keprihatinan terus bermunculan selain dengan kata-kata hujatan juga meme wajah Purbo yang telah diedit jadi pocong.

Aksi simpati kemanusiaan juga diungkapkan masyarakat dengan memajang karangan bunga “Duka Cita atas Matinya Hati Nurani Oknum Penolak Pemakaman Perawat” di depan TPU Sewakul.

Berdasarkan pantauan Sabtu (11/4/2020) pagi terpajang tiga karangan bunga di depan makam yang lokasinya cukup menyolok. Pengirim ketiga karangan bunga tertulis dari Forkom Relinko Kabupaten Semarang, Komunitas Peduli Kemanusiaan Karangjati, dan Gerakan LawanCorona.

Tragedi Kemanusiaan Penolakan Pemakaman Jenazah Korban Covid-19. Ikut berbela sungkawa terhadap Perawat RS Kariadi Semarang: MD karena Covid-19 semoga Almarhumah Husnul Khotimah dan diterima semua amal sholehnya. Dan mengutuk keras terhadap orang atau oknum warga SEWAKUL yang MENOLAK PEMAKAMAN JENAZAH. Betul-betul tragedi kemanusiaan sampai jenazah “pahlawan kemanusian” Garda terdepan melawan covid-19 di tolak pemakamannya, padahal liang kubur sudah di gali, keluarga sampai memohon-mohon dengan cucuran air mata, akan tetapi tetap di tolak. Sudah mati nurani & empati mereka,” tulis Jungkel Maling di status facebooknya.

Duuuh… Gusti…. Semoga tidak ada lagi Tragedi-Tragedi Kemanusiaan Penolakan Pemakaman Jenazah Korban Covid-19 di Negeri Tercinta Indonesia,” tambahnya.

Juman (37) warga Kauman Ungaran Barat menyebutkan karangan bunga “duka cita” sudah datang sejak Jumat (10/4/2020) petang. Awalnya satu karangan kemudian pada malam harinya bertambah ada tiga karanga bunga.

“Kemarin petang saya lewat sudah ada satu, malam harinya pulang kerja saya lewat di depan pemakaman jumlah karangan bunga bertambah, ada tiga buah. Saya pribadi juga prihatin adanya kejadian yang sak klek ini, tidak manusiawai sekali,” tutur pekerja swalayan di Banyumanik Semarang ini kepada UNGARANNEWS.COM, Sabtu (11/4/2020) pagi.

Diberitakan sebelumnya, jenazah warga Ungaran Timur yang meninggal karena positif Covid-19 sempat terlunta-lunta karena pemakamannya ditolak warga. Rencana jenazah seorang perawat tersebut akan dimakamkan berdampingan dengan makam ayahnya di TPU Sewakul, Ungaran Barat, Kamis (9/4/2020) sore.

Namun sekelompok warga setempat menolak dengan alasan tidak ingin tertular virus yang terjangkit pada jenazah korban. Atas kebijakan pihak RSUP dr Kariadi Semarang tempat alamarhum bekerja akhirnya dimakamkan di pemakaman keluarga RSUP dr Kariadi di Bergota Semarang, Kamis (9/4/2020) malam. (abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here