UNGARANNEWS.COM. JAKARTA- Sebanyak 11 bangkai ikan hiu ditemukan oleh pramuwisata terapung di atas rakit di perairan Raja Ampat. Kejadian itu membuat Kemenpar kelimpungan untuk mencari penjelasan pelaku dan motif pembantaian terhadap satwa air tersebut.

Penemu bangkai itu Mercu Saleo pada hari Kamis (22/11/2018). Ia menemukan bangkai hiu tersebut tanpa sirip dan kulit yang telah membusuk di perairan Kepulauan Pam, tepatnya di Tanjung Piaynemo. Bangkai itu ditemukan di atas dua rakit yang mengapung tanpa awak.

Tim Crisis Center Kemenpar, Guntur Sakti ketika dikonfirmasi mengatakan jika penemuan tersebut tengah dalam menyelidikan.

“Saya coba kirimkan tim crisis untuk berkordinasi dengan dinas pariwisata di Raja Ampat. Responnya begini, pertama perlu ada klarifikasi dulu, karena rakit itu hanyut ya. Yang menemukan itu adalah tur guide yang di atas rakit itu ada bangkai ikan hiu. Jadi motifnya apa, itu yang sedang dilakukan upaya untuk menyelidiki,” ujar Guntur.

Dikatakan lebih lanjut oleh Guntur, ternyata kejadian itu bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya juga sempat ditemukan satu hiu mati yang terikat di atas rakit di Raja Ampat.

“Dulu pernah ada kejadian juga, satu hiu mati lalu modusnya hampir sama. Hiu mati lalu diikat di rakit lalu mungkin hanyut atau sengaja dihanyutkan ke Raja Ampat. Jadi ini bukan kejadian pertama,” tutur Guntur.

Atas peristiwa tersebut, Guntur meminta semua pihak untuk berhati-hati. Bisa saja itu jadi upaya untuk menjatuhkan pariwisata Raja Ampat.

“Kita harus hati-hati juga, karena ini sebetulnya bukan perilaku lokal. Karena masyarakat lokal tidak mengenal rakit sebagai alat tangkap atau transportnya. Dari otoritas Raja Ampat termasuk Kadispar sendiri mengatakan kalau ini bukan perilaku masyarakat di sana, apalagi rakit tak lazim digunakan oleh masyarakat setempat. Hasil kordinasi kita begitu,” ujar Guntur.

Penemuan bangkai hiu tidak wajar itu sangat mengusik kemenpar dan pemerintah daerah setempat, mengingat Raja Ampat sebagai kawasan konservasi perairan yang dikunjungi oleh banyak penyelam di dunia.

Raja Ampat memiliki predikat sebagai spot diving terbaik di dunia. Berada di Provinsi Papua Barat, berupa kepulauan yang terdiri dari empat pulau besar dengan gugusan pulau kecil lainnya yang mempesona.

Kegiatan seru seperti diving dan snorkeling menjadi daya tarik utama kepulauan ini, banyak wisatawan yang menyempatkan liburan di Raja Ampat hanya sekedar untuk menikmati keindahan alam bawah laut dengan terumbu karang yang cantik.

Berdasarkan data ada banyak biota laut yang mendiami perairan Raja Ampat sehingga banyak menyedot perhatian wisatawan. Setidaknya ada sekitar 1000 jenis ikan karang, dengan 540 jenis karang yang diketahui merupakan 75% dari keseluruhan jenis yang ada di dunia.

Selain itu juga terdapat sekitar 700 jenis moluska dan terumbu karang hidup dalam jumlah yang tinggi. Dengan kekayaan biota laut yang sangat beragam tidak mengherankan jika Raja Ampat disebut-sebut memiliki flora dan fauna terlengkap di dunia. (bdi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here