UNGARANNEWS.COM. Hipotermia adalah salah satu kendala yang sering dikhawatirkan para pendaki saat menjejakkan kakinya di gunung. Tak sedikit dari mereka yang harus meregang nyawa karena serangan yang jamak terjadi di ketinggian ini.

Seperti dialami Fatur Rohman (14) remaja asal kelurahan Kambowa Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Utara, diketahui meninggal dunia saat mendaki gunung Sumbing, kawasan Wonosobo. Korban diketahui melakukan pendakian pada Jumat (5/4/19) pukul 15.50 WIB.

Korban meninggal karena mengalami hipotermia. Sedangkan tiga temannya berhasila selamat. Mereka dihadang hujan deras  dan suhu dingin saat berada di puncak Rajawali, puncak tertinggi di gunung Sumbing.

Meski sudah melengkapi diri dengan  peralatan pengaman, korban tak kuat melawan perubahan cuaca tiba-tiba.

Dilansir dari laman tirto.com disebutkan hipotermia merupakan suatu kondisi dimana tubuh kesulitan mengatur keseimbangan suhu karena tekanan udara dingin. Kondisi ini disebabkan suhu bagian dalam tubuh berada di bawah 35 °C. Padahal, tubuh manusia hanya mampu mengatur suhu pada zona termonetral, yaitu antara 36,5 hingga 37,5°C.

Di luar suhu tersebut, respons tubuh untuk mengatur suhu akan aktif. Dan menyeimbangkan antara produksi panas dan kehilangan panas dalam tubuh.

Gejala hipotermia bisa diklasifikasikan menjadi dua. Pertama, saat tubuh dilanda hipotermia ringan, yakni ketika suhu tubuh di antara 32 °C dan 35 °C. Dalam kondisi ini, tubuh akan mengeluarkan reaksi gemetar, kulit dingin dan pucat, napas yang memburu, kelelahan, kebingungan, dan meracau.

Gejala kedua adalah saat suhu tubuh sudah turun di bawah 32 °C. Ketika itu, tubuh akan berhenti menggigil, tak merasa kedinginan dan malah kepanasan. Di tahap itu, biasanya, korban akan melepas pakaiannya (paradoxical undressing) satu per satu. Lalu, ia lama-lama terkena halusinasi dan kehilangan kesadaran.

Serangan penyakit khas hipotermia pernah digambarkan dalam Film Everest. Film ini menceritakan ulang pendakian ke puncak tertinggi di dunia pada tahun 1996. Saat itu, Rob Hall, pemandu dari Adventure Consultant membawa empat orang untuk mendaki Everest.

Namun, perjalanan mereka harus terhadang badai salju. Tiga orang dari tim, termasuk Rob harus tewas karena hipotermia. Dalam keadaan lemas kehabisan tenaga dan oksigen, satu di antara mereka tetap melucuti pakaiannya karena paradoxical undressing. (abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here