
UNGARANNEWS.COM. UNGARAN BARAT- Pangan lokal kerap dipandang sebelah mata karena gempuran pangan impor. Bahkan makanan super alias superfood yang merujuk pada bahan makanan impor justru menjadi tren di Indonesia. Padahal kandungan gizi makanan lokal tidak kalah dengan makanan impor.
Pernyataan demikian disampaikan Purbowati, S.Gz., M.Gizi, dosen Program Studi Gizi Universitas Ngudi Waluyo (UNW) Ungaran dalam seminar bertema ‘Enabling Enterpreneurship in Nutrition by Using Local Food in Millinnial” di aula kampus setempat, kemarin.
Menurutnya, berdasarkan Undang-undang No. 18 Tahun 2012 pengertian pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
“Dalam mengonsumsi makan sehari-hari seharusnya berkesuaian B2SA yakni Bergizi, Beragam, Seimbang, Aman. Pangan B2SA diantaranya, aneka ragam pangan (sumber karbohidrat, protein, maupun vitamin dan mineral), yang bila dikonsumsi dalam jumlah seimbang dapat memenuhi kecukupan gizi yang dianjurkan serta tidak tercemar bahan berbahaya yang merugikan kesehatan,” ujarnya.
Sedangkan menu yang disiapkan, menu ideal yang dikonsumsi untuk sekali makan atau beberapa kali waktu makan (sehari menurut waktu makan: pagi, siang, dan sore/malam).
“Menu B2SA yang terdiri dari aneka ragam bahan pangan, (sumber karbohidrat, protein, maupun vitamin dan mineral), bila dikonsumsi dalam jumlah seimbang dapat memenuhi kecukupan gizi yang dianjurkan serta tidak tercemar bahan berbahaya yang merugikan kesehatan,” tandasnya.
Dalam menyusun menu olahan bisa dengan mengkonsumsi makanan pengganti beras, seperti Ubi kayu/Singkong, Ubi jalar, Jagung, dan Sagu.
Menurunya, dibanding tepung terigu, singkong lebih sedikit lemak dan lebih banyak serat. Singkong memiliki nilai farmakologis yang harus dihargai di atas beberapa makanan nabati karbohidrat.
“Kalau kita tahu gatot panganan berbahan singkong berdasarkan hasil penelitian merupakan prebiotik. Jadi, kalau dikonsumsi bisa bermanfaat menjaga kesehatan usus. Begitu juga dengan ubi ungu, itu khasiatnya bisa menurunkan kolesterol,” pungkasnya. (abi/tm)