Kapolrestabes Semarang Kombes Pol. Abiyoso Seno Aji di Semarang memintai keterangan WNA sindikat penipuan. FOTO:DOK/IST

UNGARANNEWS.COM. SEMARANG- Petugas keimigrasian dan Polrestabes Semarang kembali mengungkap sindikat penipuan kelas Internasional di wilayah hukumnya. Kali ini jumlah tersangka yang diamankan lebih banyak, yakni sebanyak 40 warga negara asing asal Tiongkok dan Taiwan.

Komplotan yang diduga jaringan internasional ini ditangkap petugas keimigrasian di sebuah rumah di kompleks Perumahan Puri Anjasmoro, Kota Semarang.

WW di Semarang, Minggu, mengatakan, 40 WNA tersebut ditangkap di sebuah rumah yang beralamat di Perumahan Puri Anjasmoro Blok M2 Nomor 11, Kota Semarang, pada sehari setelah pelaksanaan pemungutan suara pemilu.

“Ditangkap oleh petugas imigrasi pada 18 April, saat ini sudah berada di Rumah Detensi Imigrasi Semarang,” katanya.

Para WNA tersebut, kata dia, merupakan jaringan penipuan internasional yang mengincar penduduk negara asal mereka di Tiongkok dan Taiwan.

Ia menjelaskan sindikat ini mengincar warga negara Tiongkok dan Taiwan yang sedang bermasalah hukum untuk selanjutnya diperas.

Menurut dia, sindikat ini diperkirakan sudah beraksi lebih kurang selama dua bulan.

“Kami masih menelusuri siapa sponsor ke-40 warga negara asing ini sehingga bisa tinggal di Semarang,” katanya.

Dari 40 orang itu, lanjut dia, 11 orang di antaranya masuk dalam daftar pencarian orang oleh Interpol.

Ia menegaskan ke-40 warga negara asing ini tidak ada kaitannya dengan proses penghitungan hasil pemilu yang saat ini sedang berjalan.

Sebelumnya, pada bulan Juli 2017 lalu, petugas Polrestabes mengamankan 5 warga negara asing dari China di sebuah rumah mewah di Jalan Kawi Semarang. Modus aksi penipuan yang dilancarkan kelima tersangka sama seperti sindikat yang baru diungkap tersebut.

Dari kejadian ini menurut Kapolrestabes Semarang ada beberapa barang bukti yang diamankan, antara lain 80 pesawat telepon, modem, dan sejumlah catatan beraksara China dengan nomor telepon.

Modus yang dilakukan, mereka menelepon nomor yang sudah disiapkan bos mereka dengan tata bahasa yang sudah ditentukan dan harus dihafal seperti dalam catatan sang bos. Sasaran korban tidak berada di Indonesia, melainkan negara asal mereka, China untuk dijadikan korban penipuan. (ist/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here