UNGARANNEWS.COM. JAKARTA – Nasib Koalisi Indonesia Adil Makmur yang mengusung pasangan Prabowo-Sandiaga Uno usai Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan hasil Pilpres 2019 sempat menjadi teka teki. Kini, nasib koalisi 02 itu sudah terjawab.
Awalnya, usai putusan MK dibacakan, Prabowo langsung menyampaikan pidato. Prabowo mengatakan meski mengecewakan bagi partai Koalisi Indonesia Adil Makmur dan para pendukungnya, putusan MK itu tetap harus dihormati.
“Kami mengerti bahwa keputusan tersebut sangat mengecewakan para pendukung Prabowo-Sandi, partai Koalisi Indonesia Adil Makmur, dan mengecewakan kami sendiri, serta seluruh tim pemenangan kita, namun kita semua sepakat akan tetap patuh dan mengikuti jalur konstitusi kita, yaitu UUD RI 1945 dan sistem perundang-undangan. Maka dengan ini kami menghormati hasil keputusan Mahkamah Konstitusi,” kata Prabowo di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (27/6/2019).
Dalam pidato itu, dirinya segera mengundang para pimpinan koalisi 02 untuk membahas langkah-langkah ke usai putusan MK. Prabowo menyebut pihaknya tetap akan berjuang di forum-forum lain seperti legislatif. Dia mengingatkan semua pendukungnya untuk tetap optimis dan selalu menjaga kedamaian.
“Kami juga akan segera mengundang seluruh pimpinan Koalisi Indonesia Adil Makmur untuk bermusyawarah terkait langkah-langkah ke depan,” jelasnya.
Setelah pidato Prabowo itu, parpol-parpol di koalisi pendukungnya menyampaikan sikap masing-masing. PAN misalnya, partai yang dipimpin Zulkifli Hasan ini mengatakan bakal menggelar rapat kerja nasional (rakernas) pada akhir Juli atau awal Agustus 2019. Rakernas digelar untuk menentukan sikap politik PAN lima tahun ke depan.
“Partai Amanat Nasional akan melaksanakan rakernas pada akhir Juli atau awal bulan Agustus tahun ini, di mana kita kemudian akan menetapkan arah politik PAN ke depannya,” kata Sekjen PAN Eddy Soeparno di Jalan Daksa I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Zulkifli sendiri menyatakan Prabowo sudah menyampaikan pesan terkait masa depan koalisi Indonesia Adil dan Makmur. Zulkifli menyebut Prabowo menyatakan koalisi berakhir seiring ditolaknya permohonan gugatan Pilpres 2019 oleh MK.
Salah satu Partai Koalisi PKS menyatakan ingin mempertahankan Koalisi Adil Makmur. PKS ingin koalisi itu menjadi oposisi terhadap pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengakui Jokowi-Ma’ruf sebagai pemenang Pilpres 2019. Keputusan MK adalah keputusan yang konstitusional, meski dia tetap melihat pelaksanaan Pemilu 2019 belum bisa dikatakan sempurna.
“Terlepas dari ada kekurangan dalam proses dan pelaksanaan pemilu, bangsa ini mesti melangkah ke depan, dan lima tahun ke depan Pak Jokowi mendapat amanah memimpin negeri ini,” kata Mardani dalam keterangan pers tertulis, Jumat (28/6/2019).
Dia mengajak parpol anggota Koalisi Adil Makmur pendukung Prabowo-Sandi untuk merapatkan barisan, merapatkan saf. Dia ingin sikap politik koalisi ini tetap konsisten.
“Saatnya kita merapikan saf untuk menjadi oposisi yang kritis dan konstruktif sebagai kekuatan penyeimbang. Selama kita istikamah membela rakyat, sama saja kebaikan yang didapat baik di dalam ataupun di luar pemerintahan,” ujar Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi ini.
“Koalisi Adil Makmur sangat layak diteruskan menjadi kekuatan penyeimbang untuk mengawal agar pembangunan benar-benar ditujukan untuk kepentingan rakyat,” kata Mardani. (dtc/tm)