Jimni dengan pakaian perlente didominasi warna pink melayani pembeli cilok di atas motor CBR 250 CC miliknya. FOTO:RATEG

UNGARANNEWS.COM. TEGAL- Kreativitas sangat dibutuhkan dalam bisnis apapun, termasuk sekelas jualan cilok keliling perlu memikirkan ide kreatif untuk menarik pembeli. Seperti dilakukan seorang pedagang cilok yang belakangan ini sering mangkal di Jalan Tentara Pelajar, Kota Tegal.

Jimni Laksana (28), penjual cilok asal Desa Kesuben, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal kini menjadi sorotan para pedagang dan menjadi perhatian bagi para pengguna jalan di Tentara Pelajar. Bahkan, mereka yang hobi makan mendadak berhenti dan membeli cilok Jimni tersebut.

Pakaian yang dikenakan berbeda dengan para pedagang pada umumnya. Bagaimana tidak, saat berada tepat di depan SMA Negeri 1 Kota Tegal, dia terlihat santai dengan pakian ala-ala koboy. Yakni pakai jaz dan berdasi serta pink dan bersepatu pantofel. Alhasil, masyarakat datang, selain membeli juga banyak yang mengabadikannya dengan foto.

”Saya sengaja tampil serba pink. Sekaligus ini juga agar menjadi karakter pemasaran,” kata Jimni.

Dia mengaku usaha yang digeluti ini memang belum ada sebulan. Meski demikian, dirinya yakin, dengan usaha cilok ini, keluarganya juga bisa bahagia.

”Insya Allah rezeki tidak akan kemana. Bahkan, saya juga kini tengah mencari karyawan untuk bisa berjualan cilok. Namun dengan tampilan rapi seperti saya ini,” ungkapnya.

Bapak tiga anak ini juga menamai ciloknya dengan nama Cilok Pinky Boy dengan motor CBR 250 CC untuk mengendarai. Produk yang dijualnya juga tidak mahal. Misalnya cilok crispi seharga Rp 500, bakso ikan crispi Rp 250, dan cilok biasa Rp 1000 mendapatkan 3 biji.

”Sebenarnya background saya bukan pedagang, melainkan rekanan. Namun, saya mencoba banting stir untuk berdagang. Alhamdulillah rezeki pun mengalir. Termasuk saya punya usaha martabak,” akunya.

Pria yang memiliki tampang tinggi besar ini juga mengaku sempat mendapatkan sindirin dan cemoohan. Namun, bagi dia hal itu justru dianggap sebagai tantangan.

”Ya termasuk keluarga (orang tua) yang sempat melarang. Namun saya niati dengan bismillah, dan akhirnya sekarang sudah berjalan,” paparnya.

Biasanya, lanjut Jimni, dirinya mangkal di Alun- alun Slawi setiap Sabtu malam atau malam Minggu. Rencananya, ia berencana mangkal di depan SMP 1 Slawi. Dan kini, mencoba mangkal di Kota Tegal sambil mencari karyawan dan pasaran. (rateg/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here