UNGARANNEWS.COM. BATANG- Saat diadakan sedekah bumi di Dukuh Rejosari, Desa Pranten, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, sebaiknya datang saja kesana. Anda akan mendapatkan penghormatan bak seorang tamu agung. Pasalnya, setiap rumah siap menghidangkan segala bentuk makanan untuk tamunya yang singgah, Sabtu (22/9/2018).
“Sudah menjadi tradisi desa kami, setiap sedekah bumi warga mengundang sanak suadara dari kampung manapun untuk singgah dirumahnya dan diwajibkan untuk makan,” kata Kepala Desa Pranten, Edi.
Kepala Desa Pranten, Edi juga mengatakan, dalam perayaan sedakah bumi yang berlangsung selama dua hari yaitu mulai dari tanggal 22- 23 September 2018, banyak kegiatan yang digelar diantaranya pengajian umum sebagai wujud rasa syukur, dan hiburan rakyat wayang kulit dan orkes melayu.
“Kegiatan ini sebagai media kita untuk selalu bersyukur, atas nikmat alam yang telah memberikan kesejahteraan bagi warga Dukuh Rejosari,” jelasnya.
Wakil Bupati Batang, Suyono yang hadir dalam tasyakuran sedekah bumi mengatakan, Desa Pranten dikelilingi gunung, maka warga desa harus dapat melestarikan alamnya, sehingga akan terhindar dari bencana.
“Bencana bisa datang kapan saja, tidak di gunung, daratan maupun lautan, tapi bencana bisa diminimialisir dengan menjaga alam dengan tidak mengeksploitasi alam yang berlebihan, dan disini sangat rawan sekali tanah longsor,” kata Wakil Bupati Batang, Suyono saat menghadiri tasyakuran Sedekah Bumi.
Wakil Bupati Batang pun meminta warga untuk menjaga kerukunan, guyub rukun membangun desa, dan yang paling utama banyak beribadah, berdzikir dan berdoa agar terhindar dari segala bencana.
Dietinggian 2000 MDPL lanjutnya, mayoritas warganya sebagai petani kentang dengan hasil yang cukup berlimpah, namun jangan terlalu asik tanpa melihat melihat kerusakan alamanya.
“Hutan harus kita jaga kelstarianya, lakukan reboisasi tanaman tegakan dapat mencegah atau meminimalisir terjadinya bencana alam seperti banjir dan longsor. Pohon-pohon yang ada di hutan bisa menampung air ini,” kata Wakil Bupati Batang, Suyono.
Ditambahkan, warga saling menjaga kerukunan, gotong royong, dan menghindari adanya perpecahan antar warga. Terlebih lagi di tahun politik ini dapat dipahami untuk saling menghargai perbedaan pilihan. (HMS/01)