Ma’rifah penjual nasi rames di Pasar Pagi Kota Tegal kini tengah mempersiapkan perjalanannya ke tanah suci Makkah. FOTO:RATEG

UNGARANNEWS.COM. TEGAL- Kerja keras serta doa yang terus digelorakan selama puluhan tahun berbuah manisnya amal ibadah yang paling diidam-idamkan sepanjang hidup nenek berusia 66 tahun ini. Ma’rifah, warga Kota Tegal ini, kini tengah mempersiapkan perjalanannya ke tanah suci Makkah.
Semua itu bisa dicapai berkat keuletannya berjualan nasi rames. Setelah menanti selama tujuh tahun, sejak 2011, Ma’rifah akhirnya mendapat panggilan untuk datang dan beribadah ke Baitullah Makkah tahun ini.

Nenek 7 anak dan 12 cucu itu tinggal di rumahnya di Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, ditemani anak keempatnya.

Usai suaminya meninggal 12 tahun yang lalu, Ma’rifah membesarkan anak-anaknya dengan berjualan nasi rames di Pasar Pagi Kota Tegal lantai dua. Ia sudah berjualan nasi menggunakan meja di Pasar Pagi selama 25 tahun.

”Saya jualan sejak bangunan Pasar Pagi belum sebagus sekarang. Saya jualan menggunakan meja. Ada sauto, lengko, nasi campur, dan nasi rames,” kata Ma’rifah saat ditemui di rumahnya.

Ma’rifah sudah satu tahun setengah tidak berjualan di Pasar Pagi. Itu karena dia terjatuh dan kaki kanannya patah. Kendati demikian, semangatnya yang tinggi, rasa sakitnya pada kaki pun hilang. Meski saat kemarin hendak berangkat ke Solo, nenek Ma’rifah masih dibantu dengan tongkat untuk berjalan.

”Saya senang bisa naik haji. Ya Allah gusti, mudah-mudahan di Tanah Suci saya bisa berjalan. Semua lancar. Ini cita- cita saya sejak dulu,” katanya.

Ia bercerita, tiap berjualan ia datang ke Pasar Pagi pukul 06.00 WIB dan pulang pukul 16.00. Nenek renta itu juga tidak mengetahui keuntungan yang didapat. Baginya, yang penting uang bisa muter, bayar setoran, dan membesarkan anak.

Ia juga berusaha menabung untuk berangkat haji. Selama tujuh tahun itu, tabungannya bisa dibuat untuk mendaftar haji. Selama berjualan, ia berusaha untuk tidak pernah hutang. Sebab, suaminya sebelum meninggal, pernah berpesan jangan hutang. Apalagi hutang yang bayarnya secara kredit.

”Bagi saya hutang itu pantangan. Alhamdulillah semua lancar. Dulu sebelum jual nasi, saya jual jajanan kecil dan minuman es,” ungkapnya.

Yasin (35), anak Ma’rifah yang bungsu mengatakan, ibunya berangkat haji ditemani anaknya yang pertama. Ini karena kondisi ibunya kakinya patah akibat terjatuh. Dengan demikian, salah satu anaknya ikut menemaninya.

Sejak anak-anaknya masih kecil, Ma’rifah sudah berjualan nasi di Pasar Pagi. ”Alhamdulillah cita- cita ibu akan terlaksana. Semoga ibdadah ibu lancar,” pungkasnya. (rateg/tm)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here