Petugas memeriksa kapal tongkang tempat keempat pekerjaan tewas di pelabuha Tanjung Emas, Senin (29/7/2019) dini hari. FOTO:IST/DETIK/UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. SEMARANG– Nasib mengenaskan menimpa empat orang pekerja di doking kapal tongkang di pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Keempat korban ditemukan tewas di dalam lubang palka. Diduga para korban meninggal akibat menghirup gas beracun.

Identitas keempat korban adalah Mardjono (61) asal Gondosari II Nmor 39 RT 07 RW 17 Kelurahan Harapan Jaya Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi, kemudian Lamani (32), Muhammad Nur Huda (22) dan Jadi (33) ketiganya berasal dari Desa Pentur, Simo, Boyolali.

Mereka ditemukan tewas sekitar pukul 02.55 WIB di kapal bernama ‘Zulkifli 2’ di Dok perkapalan Kodja Bahari Jalan Asahan No 3 Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

Salah satu pekerja proyek di sekitar Pelabuhan, Andi, mengatakan biasanya para pekerja yang sedang memperbaiki ruang dalam kapal itu keluar sekitar pukul 21.00 WIB. Kemudian mandor pekerja mengecek dan menemukan 4 pekerja PT Kodja Bahari itu tewas.

“Ditemukan di dalam main hold, di dalam kapal tongkang itu. Ditemukan sudah meninggal semua,” kata Andi, Senin (29/7).

Kepala Basarnas Jateng, Aris Sofingi mengatakan penemuan diawali oleh mandor bernama Wiratno (46) yang curiga 4 orang tersebut tidak terlihat meski jam kerja usai. Di atas kapal hanya ditemukan peralatan para korban, kemudian sejumlah pekerja mengecek bersama dan ketika membuka pintu palka ditemukan para korban tewas.

“Keempat korban didalam ruang palka kapal itu diduga menghirup gas beracun sehingga menyebabkan mereka meninggal dunia,” ungkap Aris.

Kondisi diameter palka kurang lebih 45 cm, kedalaman 5 meter, panjang 100 meter dan lebar 50 meter tersebut masih mengeluarkan aroma gas ketika para korban ditemukan.

“Di ruang palka yang sempit masih tercium bau gas beracun yang sangat menyengat, sehingga cukup membahayakan para rescuer yang turun evakuasi sehingga mereka kami bekali SCBA” tegas kepala seksi Operasi dan Siaga Basarnas Jateng Agung Hari Prabowo.

Satu tim rescuer dokerahkan untuk melakukan evakusi dengan dilengkapi alat mountenering dan alat bantu nafas Self Contain Breating Aparatus( SCBA).

“Setelah upaya kurang lebih 2 jam Basarnas dan tim SAR gabungan di antaranya Polair, KPLP, RSUD Kariadi korban berhasil dievakuasi dalam keadaan meninggal dunia selajutnya korban dibawa ke RSUD Kariadi Semarang,” tutup Agung. (dtc/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here