UNGARANNEWS.COM. UNGARAN BARAT- Sebanyak 4 Kecamatan di Kabupaten Semarang mulai mengalami krisis air bersih. Selama memasuki musim kemarau tahun ini sejak tanggal 9 Juli lalu, beberapa dusun dan desa di keempat Kecamatan tersebut telah mendapakan bantuan air bersih secara bergiliran.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang, Subroto mengatakan hingga saat ini telah menyalurkan sebanyak 80 tangki air bersih di daerah yang warganya membutuhkan karena mulai terdampak kekeringan.
“Jumlah bantuan air bersih yang telah kita salurkan sebanyak 80 tangki lebih. Masing-masing berisi 5000 liter air, kita salurkan ke dusun dan desa yang telah mengajukan meminta droping air bersih,” ujarnya, kemarin.
Keempat kecamatan kesulitan air bersih, lajut Heru, yakni Kecamatan Pringapus, Suruh, Bancak, dan Bringin. Tahun ini BPBD telah menyiapkan alokasi bantuan air bersih untuk membantu warga yang membutuhkan sebanyak 307 tangki.
Alokasi yang disiapkan berkurang dibandingkan tahun lalu sebanyak 308 tangki namun realisasi yang dibutuhkan warga mencapai 600 tangki lebih. Hal itu dipengaruhi musim kemarau tahun ini yang diperkirakan lebih pendek dibandingkan tahun lalu, di samping masyarakat di desa sudah banyak yang membuat sumur dari program Pamsimas.
“Kemarau tahun ini diperkirakan akan berlangsung Agustus dan September nanti, meski demikian dampak musim kemarau mulai dirasakan beberapa wilayah di empat kecamatan tersebut,” ungkapnya.
Berkaitan dengan kebutuhan air bersih Heru mengimbau agar warga yang wilayahnya kekeringan segera koordinasikan dengan perangkat desa masing-masing untuk dilaporkan ke BPBD. Penyaluran air akan dikirim secara bergiliran sesuai yang terlebih dulu membutuhkan.
“Kemampuan kami sehari hanya 8 tangki tergantung dari jauh tidaknya lokasi yang kekeringan. Bagi yang membutuhkan agar segera melaporkan, kita akan segera tindaklanjuti dengan pengiriman air bersih,” jelasnya.
Persediaan alokasi air bersih masih cukup banyak, meski demikian setiap hari pihaknya masih terus mengirim bergiliran. Jika nanti stok habis maka akan diupayakan meminta bantuan droping dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah juga dari perusahaan-perusahaan di Kabupaten Semarang. (abi/tm)