
UNGARANNEWS.COM. BANYUMAS – Polres Banyumas berhasil mengungkap kasus pembunuhan empat orang yang ditemukan dalam kondisi tinggal kerangka di Desa Pasinggangan RT 07 RW 03, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas. Kempat korban ternyata dihabisi oleh empat anggota keluarganya sendiri pada 2014 silam.
Kasus baru diketahui setelah salah seorang warga, Rasman (63), membersihkan kebun di belakang rumah Misem, pada Kamis (22/8) lalu, sekitar pukul 11.00 WIB. Dia menemukan keempat kerangka manusia yang masih mengenakan baju dikubur bertumpuk-tumpuk.
Empat korban yakni tiga bersaudara Suratno (51), Sugiono (46), Heri (41) dan putri Suranto yakni Vivin (24). Keempatnya dihabisi oleh Saminah yang merupakan saudara kandung Suratno, Sugiono dan Heri (ketiganya anak Misem).
Aksi pembunuhan tidak dilakukan Saminah sendirian, dia dibantu oleh tiga orang anaknya yakni Irfan Firmansyah, Achmad Saputra dan Saniah Roulita. Lebih jelasnya berikut ini kronologi aksi pembunuhan yang mereka lakukan secara sadis.
Misem Diungsikan
Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun dalam jumpa pers di kantornya, Selasa (27/8/2019), mengatakan pembunuhan dilakukan para pelaku pada tanggal 9 Oktober 2014 tepatnya pada siang hari.
Sebelum melakukan aksi, Saminah membawa ibunya, Misem pergi dari rumah tempatnya tinggal.
“Supaya kondisi rumah yang di TKP itu kosong. Sehingga Bu Misem dibawa ke rumahnya seolah dirawat karena pada saat itu kondisinya sedang tidak sehat,” ujar Bambang.
Korban Sugiono
Setelah Misem diungsikan dari rumahnya, dua anak Saminah yaitu Irfan Firmansyah dan Achmad Saputra alias Putra datang ke rumah neneknya. Di sana mereka mendapati pamannya, Sugiono sedang mandi.
“Kemudian (Sugiono) ditunggu. Pada saat keluar, dia (Sugiono) dipukul (oleh dengan menggunakan (besi dongkrak), sekarang kondisinya sudah seperti ini (karatan) karena posisi barang bukti ini dikubur di dekat saluran air sehingga sudah terkikis,” jelasnya.
Setelah dipukul oleh Irfan, Sugiono juga dihajar oleh Putra menggunakan tabung gas. Bambang mengungkapkan bahwa keterangan para tersangka dan alat bukti cocok dengan luka yang ditemukan di kerangka Sugiono.
Mayat Sugiono kemudian dibawa ke dalam salah satu kamar di rumah Misem.
Korban Suprapto
Irfan dan Putra lalu kedatangan korban kedua yakni Suprapto yang tidak lain pamannya sendiri.
“Suprapto yang pulang dari tempat kerjanya. Dia (bekerja) sebagai pegawai negeri, dan pada saat pulang langsung dihabisi dengan kondisi kerangkanya dan ini bagian kepala bagian tengkoraknya mengalami perkenaan luka (tengkorak belakang) pada saat itu menggunakan besi dan tabung gas 3 kg,” imbuh Bambang.
Mayat Suprapto kemudian dibawa ke kamar yang sama dimana mayat Sugiono disimpan.
Korban Heri
Beberapa waktu kemudian datang korban ketiga yakni Heri. Menurut Bambang, melihat dari bekas luka korban Heri ini, di bagian belakang samping dan belakang sama. Begitu datang begitu masuk masuk ruang tengah langsung dihabisi dengan cara yang sama.
“Inilah target utama mereka, tiga orang korban. Setelah mereka semua diyakini meninggal ditumpuk di dalam satu kamar dijadikan satu,” jelas Bambang.
Korban Vivin
Tapi di luar dugaan para tersangka terjadi. Putri korban Suratno yakni Vivin tiba-tiba datang ke lokasi kejadian. Para pelaku sebetulnya sudah berusaha mencegah Vivin datang dengan cara mengirim SMS melalui ponsel Suratno.
“Supaya tidak pulang, karena supaya tidak jadi korban selanjutnya. Tapi ternyata SMS tidak dibalas keburu sampai duluan begitu sampai ya akhirnya ikut dihabisi,” ungkapnya.
“Jadi setiap korban itu mendapat dua jenis pukulan dari dua orang tersangka yang berbeda dari saudara Irfan dan saudara Irfan menggunakan besi dan Putra menggunakan tabung gas 3 kg. Setelah dihabisi ini, keempat korban ini dikuburkan tepat di belakang rumah Ibu Misem,” jelasnya.
Usai menghabisi keempat korban, para pelaku menjual barang-barang milik korban. Dua sepeda motor ada satu laptop serta handphone milik korban dijual. Uang hasil penjualan dibagi dan digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari. (dtc/abi/tm)