Fitri Andriana pelaku penusukan Menko Polhukam Wiranto asal Desa Sitanggal, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes. FOTO:IST

UNGARANNEWS.COM. BREBES– Pelaku penusuk Menko Polhukam Wiranto adalah pasangan suami istri (pasutri) Syahril Alamsyah dan Fitri Andriana. Keterangan polisi menyebutkan Fitri warga Desa Sitanggal, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Keluarga Fitri tersentak mendengar kabar wanita yang akrab dipanggil Pipit itu ditangkap karena terlibat aksi penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto di Menes, Pandeglang, Banten. Lulusan MTs tersebut dikenal lugu dan pendiam.

“Keluarga terus terang kaget mendengar dia  terlibat jaringan ISIS,” kata Rahayu, bibi Pipit  kepada wartawan ditemui di Desa Sitanggal, Larangan, Brebes.

Selama ini, lanjut Rahayu, Pipit tidak menunjukkan perilaku aneh. Diduga perubahan dialami karena terpengaruh Syahril yang punya sebutan Abu Rara.

“Tidak ada perilaku aneh-aneh. Orangnya kan pendiam dari kecil,” jelasnya.

Pada tahun 2016, terang Rahayu, Pipit merantau ke Jakarta.  Selama merantau Pipit yang kini memasuki masa remaja akhir hanya pulang sekali dalam setahun yaitu setiap lebaran. Setelah itu dia kembali ke Jakarta.

Namun diakui bahwa sebulan lalu perempuan 20 tahun pulang ke Brebes bersama seorang pria asal Medan. Pipit mengenalkan pria tersebut sebagai lelaki yang akan menikahinya.  Diduga pria itu adalah Syahril atau Abu Rara. Setelah ketemu orangtua, keduanya kembali ke Jakarta.

Fakta terbaru menyebutkan, Pipit ternyata istri kedua  Abu Rara. Keduanya selama ini tinggal mengontrak rumah di Kampung Sawah, Desa Menes, Kabupaten Pandeglang, Jawa Barat.

Menurut Usep, pemilik kontrakan yang ditinggali Pipit dan Abu Rara, keduanya tinggal di kontrakannya sejak Februari 2019.  Abu Rara mengaku telah bercerai dengan wanita yang telah memberinya dua anak.

“Dia tinggal di sini dengan istri dan anak-anak dari istri pertamanya,” terang Usep saat memberikan keterangan kepada Kompas TV.

Disinggung tentang keperjaan keduanya, Usep mengaku mereka hanya menyebut bekerja di proyek.  Dikatakan, selama ini keduanya  tergolong tertutup dengan warga sekitar.

“Kemarin ada pembangunan masjid, diajak gotong royong, jawabannya nanti, nanti,  seperti menghindar,” aku Usep.

Fakta lain sosok Abu Rara diungkap oleh sahabatnya, Alex (39) saat wartawan menemui di sebuah warung kopi di Jalan Alfakah V, Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli.

Abu Rara dikenal pemuda yang pintar. Dia menyelesaikan kuliahnya di fakultas hukum di sebuah universitas ternama di Sumatera Utara. Namun, Abu Rara juga pernah ‘dekat’ dengan narkotika.

Menurut Alex rumahnya berjarak sekitar 500 meter dari bekas rumah Abu Rara yang kini telah digusur oleh pembangunan jalan tol. Ia menikah dengan istri pertamanya bernama Netta pada 1995 dan hanya bertahan 3 tahun.

Setelah itu dia sempat frustrasi dan mengkonsumsi pil kurtak (jenis narkoba). Ada satu momen ketika SA menelan 12 butir kurtak, dia menyundutkan api rokok ke keningnya berkali-kali. Tak hanya itu, judi togel pun dilakukannya.

“Sampai hitam keningnya disundutnya dengan api rokok setelah makan 12 butir kurtak. Itu di depanku,” katanya, Kamis (10/10/2019).

Sementara itu, orangtua  Pipit sudah diperiksa petugas kepolisian. Bahkan, rumahnya di Sitanggap sempat digeledah petugas. Dari rumah tersebut petugas mengamanan sejumlah buku serta busur dan anak panah.

Kedua orangtua Pipit dibawa petugas menuju Polres Brebes. “Cuma minta keterangan kegiatan dan aktivitas FD. Ya untuk mengungkap keterlibatan dia saja,” ungkap sumber di Polres Brebes. (dbs/abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here