Kompol Aditia Mulya Ramdhani, eks Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Wonogiri mendapat perawatan dari dokter bedah RS Bhayangkara di rumahnya. FOTO:HMS/UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. SEMARANG- Kompol Aditia Mulya Ramdhani (35), eks Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Wonogiri yang menjadi korban pengeroyokan ketika pecah bentrok dua perguruan silat di Wonogiri, Mei 2019 lalu, kini mendapat perawatan dan perhatian penuh dari keluarganya.

Ia dirawat di rumahnya di Perumahan Taman Sari Hills, Mangunharjo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, di Blok D05/11. Tidak hanya pihak keluarga, dari pihak Polri sendiri terus memberikan perhatian selama dalam perawatan.

Baik dari Polda Jawa Tengah maupun Mabes Polri. Seperti pada Jumat (18/10/2019) lalu, sejumlah perwira dari Mabes Polri, di antaranya AKBP M. Iqbal juga dari Polda Jawa Tengah, datang ke rumah Kompol Aditia untuk membesuk.

Sejumlah dokter, baik dokter umum maupun spesialis dari RS Bhayangkara Semarang juga datang. Mereka memang rutin melakukan pemeriksaan dengan kunjungan rumah.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam di RS Bhayangkara Semarang, dr Niken Diah, mengatakan alasan Kompol Aditia dirawat di rumah karena kondisinya sudah stabil.

“Juga dekat dengan keluarga, harapannya agar cepat memulihkan kondisi psikologinya,” kata Niken.

Dia menyebut, dokter umum dan tim dokter spesialis di antaranya spesialis bedah, mata, syaraf, THT hingga penyakit dalam, juga rutin memantau kondisi Kompol Aditia.

“Memang perkembangannya sudah bagus, sudah bisa merespons. Misal kalau tidak nyaman di pegang di bagian mananya, tangannya menarik atau bergeser, itu merespons,” ungkap Niken.

Dokter Spesialis Bedah RS Bhayangkara Semarang, dr Adi Purnomo, menjelaskan selain masih dipasang alat bantu nafas, juga dipasang alat untuk memasukan nutrisi makanan. Dari dinding perut langsung ke lambung.

Alat bantu nafas itu diganti tiap 3 bulan, sementara alat bantu untuk memasukkan nutrisi makanan diganti tiap 6 bulan.

“Saat ini dua alat ini vital untuk kelangsungan hidup Kompol Aditia. Masih perlu dipasang karena kondisi kesadarannya yang belum memungkinkan melakukan sendiri,” tambah dr Adi.

Soal respons, dr Adi juga mengatakan hal yang sama. “Beliau (Kompol Aditia) sebenarnya tahu (bisa merespons), buka mata, menggerakan sedikit anggota geraknya (tubuh), jadi kalau ada yang masuk (membesuk) beliau tahu,” tutupnya. (hms/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here