Waduk Cacaban Tegal. FOTO:HMS/UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. TEGAL- Disebabkan debit air mengalami penyusutan, aliran Waduk Cacaban yang biasanya untuk lahan pertanian terpaksa ditutup. Saat ini, Waduk Cacaban yang berada di Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal itu hanya menyisakan 5 juta meter kubik air.

“Aliran airnya yang ditutup, bukan obyek wisatanya,” kata Kepala UPTD Obyek Wisata Waduk Cacaban, Djuliono, kemarin.

Dia menyebut, air Waduk Cacaban biasanya dialirkan ke sejumlah lahan pertanian di Kabupaten Tegal dengan luas lahan sekitar 17 ribu hektare. Antara lain, Kecamatan Kedungbanteng, Pangkah, Tarub, dan Adiwerna.

Namun sekarang terpaksa ditutup karena imbas dari musim kemarau. Penurunan debit air berlangsung sejak pertengahan Agustus 2019 lalu. Idealnya, debit air di waduk seluas sekitar 928,7 hektare itu, sekitar 49 juta meter kubik.

“Sekarang hanya menyisakan 5 juta meter kubik. Terpaksa aliran untuk lahan pertanian ditutup dulu,” ujar Yuli, sapaan akrab Kepala UPTD ini.

Dia menyatakan, penyusutan debit air Waduk Cacaban di tahun ini cukup parah. Yakni mencapai 70 persen. Biasanya, penyusutan antara 40 hingga 50 persen. Penyusutan mengakibatkan waduk tersebut berubah menjadi daratan. Lahan darat itu kemudian dimanfaatkan oleh warga untuk bercocok tanam.

“Warga banyak yang menanam palawija di hamparan Waduk Cacaban yang sudah mengering. Ini sudah tradisi setiap musim kemarau,” pungkasnya. (rateg/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here