Ketua DPRD Kabupaten Semarang Bondan Marutohening memberikan sambutan kegiatan Kaji Terap budidaya Maggot BSF di aula TPA Blondo, Bawen, Minggu (3/11/2019), FOTO:UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. BAWEN- Belatung dari lalat jenis Black Soldier Fly (BSF) atau maggot tidak hanya bermanfaat mengurangi jumlah sampah organik yang terus meningkat, juga memiliki nilai ekonomis tinggi. Manfaat ini dibidik Pemkab Semarang dengan membudidayakan belatung (maggot) pemakan sampah secara massal.

Pembesaran belatung BSF itu dilakukan dengan memberi pakan berupa sampah organik yang berasal dari sampah rumah tangga.  Mengawali pembudiyaan ini Pemkab Semarang mengandeng Relawan Lintas Komunitas (Relinko) Kabupaten Semarang untuk memprakarsai pembudiyaan.

“Belatung jenis ini bisa menjadi pengganti pakan ternak. Sehingga menjadi solusi tingginya harga pakan ternak. Sekaligus mengurangi jumlah sampah organik,” kata Kepala Badan Perencanaan Penelitian dan Pembangunan Daerah (Barenlitbangda) Anang Dwinanta di sela-sela acara Kaji Terap budidaya Maggot BSF di aula Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Blondo, Bawen, Minggu (3/11),

Sosialisasi dan praktik budidaya maggot BSF diselenggarakan oleh Barenlitbangda diikuti oleh 70 peserta dari Relinko dan unsur warga lainnya. Sedangkan narasumber adalah para pakar budidaya BSF dari Cianjur, Magelang dan Jombang.

Ditambahkan Anang, pihaknya melaksanakan kegiatan itu sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan Kongres Sampah beberapa waktu lalu. Yakni mengubah sampah agar membawa berkah bagi warga. Lewat pengembangan belatung BSF ini, dia berharap dapat membawa dua dampak baik.

Pertama mampu mengurangi sampah dan selanjutnya menghasilkan produk bernilai ekonomi tinggi berupa pakan ternak berprotein tinggi.

“Umur ekonomis TPA Blondo ini tinggal dua tahun. Dengan inovasi ini diharapkan dapat menjadi solusi pengurangan dan pengolahan sampah organik,” ungkapnya.

Saat ini Barenlitbangda dan Relinko telah mengawali budidaya belatung BSF di TPA Blondo. Nantinya, akan disediakan telur BSF yang menjadi cikal bakal belatung bagi peserta sosialisasi yang berminat membudidayakannya. Anang berharap budidaya ini dapat menjadi kegiatan produktif di desa dengan menggandeng Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Wakil Bupati Semarang H Ngesti Nugraha yang hadir pada acara itu menghargai langkah sosialiasi budidaya belatung BSF kepada warga ini. Menurutnya, warga dapat berperan mengolah sampah organik yang dihasilkannya sebagai pakan belatung BSF.

“Mencari lahan pembuangan sampah baru (sebagai pengganti TPA Blondo) butuh biaya mahal. Budidaya belatung BSF ini bisa menjadi inovasi mengolah sampah sekaligus memberdayakan ekonomi warga,” tegasnya. (abi/tm)