Ketua Ikatan Bidang Indonesia (IBI) Kabupaten Semarang Sundari (kanan) bersama Bupati H Mundjirin saat pencanangan Hari Kesatuan Gerak PKK KB kes 2019. FOTO:UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. BAWEN- Ketua Ikatan Bidang Indonesia (IBI) Kabupaten Semarang, Sundari mengatakan angka kematian ibu tahun 2018 tercatat tujuh kasus. Angka itu terhitung kecil dibandingkan jumlah ibu hamil melahirkan risiko tingi (risti) yang tercatat 500 orang.

Saat ini tercatat ada sekitar 800 orang bidan yang tersebar di seluruh desa di Kabupaten Semarang. Mereka telah mendeteksi dan siap melayani ibu hamil resiko tinggi itu selama 24 jam. Tak hanya itu,

“Kami juga menyiapkan enam rumah tunggu kelahiran untuk mendekatkan pelayanan persalinan kepada masyarakat. Rumah tunggu ini penting karena mampu memperluas jangkauan pelayanan kepada ibu hamil di wilayah Kabupaten Semarang yang cukup luas,” terangnya ditemui seusai pencanangan hari Kesatuan Gerak PKK dan KB Kesehatan tingkat Kabupaten Semarang di lapangan Kantor Kecamatan Bawen, Kamis (7/11/2019).

Menurutnya, kasus stunting di Kabupaten Semarang tidak termasuk locus di Jawa Tengah. Artinya, angka kasus stunting relative kecil yakni 2,6 persen. Namun ditegaskannya, bidan dan kader kesehatan termasuk para kader PKK tetap memberikan perhatian pada perkembangan balita di wilayahnya.

Sebelumnya, Bupati Semarang H Mundjirin mengancam akan menunda pencairan alokasi dana desa (ADD) bagi desa yang tidak serius mencegah terjadinya kasus stunting (gagal tumbuh) anak balita.

Kepala Desa harus mengalokasikan dana khusus untuk menjalankan program cegah stunting anak hingga usia dua tahun.

“Kasus kematian ibu dan bayi saat kelahiran serta stunting harus menjadi perhatian serius. Sebab ini bagian penting pembangunan kependudukan. Jika dibiarkan akan berdampak buruk yang merugikan kita semua,” tegasnya. (abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here